Implementasi Clinical Risk Management: Faktor Pendukung Dan Hubungannya Dengan Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Main Author: | Prasanti, Ira |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190782/1/IRA%20PRASANTI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190782/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Clinical Risk Management (CRM) sangat penting dalam manajemen rumah sakit dalam menghadapi berbagai risiko organisasi yang kompleks seperti; risiko finansial, politik, operasional dan legal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pendukung CRM terhadap implementasi CRM dan hubungan antara implementasi CRM dengan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Metode: survei cross-sectional dilakukan di 20 unit pelayanan klinis di rumah sakit swasta yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan 234 tempat tidur. Implementasi CRM dievaluasi menggunakan kuesioner dan pelaksanaan mitigasi risiko berdasarkan data laporan. Kuesioner menggunakan skala Likert 1-5 disebarkan kepada 225 responden yang tersebar dalam 20 unit. Mutu pelayanan diukur dengan menggunakan persentase capaian indikator mutu, begitu pula dengan keselamatan pasien diukur dengan menggunakan persentase capaian indikator sasaran keselamatan pasien. Untuk mengidentifikasi faktor pendukung CRM digunakan independent t-test, sedangkan hubungan antara implementasi CRM dengan mutu dan keselamatan dianalisis dengan tabulasi silang. Untuk memperkuat hasil penelitian dilakukan Focus Group Discussion (FGD). Hasil: Tingkat implementasi CRM di rumah sakit belum mapan ditunjukkan dengan hasil kuesioner dan capaian mitigasi risiko. Tidak semua unit melakukan prosedur risk register dan dari seluruh unit yang telah melakukan risk register, hanya 9 unit yang melakukan mitigasi risiko. Uji t menunjukkan hasil bahwa faktor sistem organisasi; kepemimpinan; pemahaman dan budaya; komunikasi dan sistem informasi; pelatihan; dan pemantauan analisis, evaluasi dan pengendalian risiko mendukung pelaksanaan CRM. Faktor pendukung yang memiliki skor terendah adalah kepemimpinan dan komunikasi dan yang tertinggi adalah faktor pemantauan analisis, evaluasi dan pengendalian risiko. Analisis tabulasi silang menunjukkan unit dengan implementasi CRM baik memiliki capaian mutu yang baik pula. Tingkat implementasi CRM tidak mengindikasikan adanya hubungan dengan capaian sasaran keselamatan pasien karena pengaruh dari jumlah indikator yang berbeda-beda. Kesimpulan: Belum mapannya implementasi CRM berhubungan dengan lemahnya faktor kepemimpinan dan komunikasi. Tingkat implementasi CRM berhubungan dengan tingkat capaian mutu tetapi hubungan antara implementasi CRM dengan capaian keselamatan pasien perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.