Analisa Citra Panas Inframerah Dengan Metode Partitioned Iterated Function System (PIFS) Untuk Memonitor Perkembangan & Pertumbuhan Neoplasma Pada Tikus Sprague Dawley Model Kanker

Main Author: Poerbaningtyas, Evy
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190746/1/Evy%20Poerbaningtyas_%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190746/
Daftar Isi:
  • Peralatan medis berbasis pencitraan (imaging system) untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan neoplasma menjadi kanker, seperti mamografi, ultrasound, MRI mengalami perkembangan. Peralatan tersebut bekerja secara noninvasive dan mengandalkan penemuan tumor fisik, namun menimbulkan efek panas pasca tes. Salah satu modalitas lain yang mengalami perkembangan pesat, yaitu Themografi. Thermografi merupakan modalitas alternatif atau tambahan dalam mendeteksi lesi kanker payudara menggunakan sensor kamera inframerah. Penelitian ini merupakan modalitas dan langkah awal menuju arah bagaimana pertumbuhan dan perkembangan neoplasma dapat dimonitor melalui analisa intensitas temperatur dan pola panas (Thermal Imaging) di jaringan permukaan kulit. Kelainan distribusi temperatur mengindikasikan adanya ketidaknormalan pada payudara. Kamera infra merah dikenal sebagai pencitraan panas dapat menentukan adanya kelainan pada distribusi temperatur di jaringan payudara. Keterbatasan resolusi kamera inframerah, menjadikan kendala dalam mendeteksi sebuah obyek kecil, yaitu lesi neoplasma. Sehingga akan sulit memonitor perkembangan dan pertumbuhan neoplasma. Penelitian dilakukan pada hewan model tikus, yaitu tikus betina jenis Sprague Dawley yang diinduksi dengan senyawa karsinogen DMBA. Distribusi temperatur di permukaan kulit dibaca menggunakan kamera inframerah (IR) tipe TiS20 merk Fluke dengan resolusi 340x240. Peningkatan resolusi kamera IR dilakukan dengan beberapa pendekatan dan pemodelan dalam pengolahan data, yaitu pengaturan jarak kamera dengan obyek dan menerapkan pemodelan subpixel. Sedangkan untuk menentukan ukuran atau kepresisian dari sebuah obyek diperlukan analisa data citra dalam jumlah banyak dan pengolahan data dengan pendekatan PIFS. Analisa citra panas pada payudara tikus dilakukan dengan 3 pendekatan : pendekatan pertama, pengujian menggunakan 1 citra (single image), pendekatan kedua, banyak citra (multi image) dan penggabungan citra dengan PIFS, sedang pendekatan ketiga, banyak citra dan menerapkan subpixel dan PIFS. Sebagai gold standar pada penelitian ini dilakukan pengujian menggunakan Pathologi Anatomi (PA) dengan pewarnaan HE dan Imunohistokimia (IHK) dengan antibodi UCP2. Tujuan penelitian adalah memonitor pertumbuhan dan perkembangan neoplasma dari minggu ke minggu dari parameter intensitas temperatur dan pola panas. Sehingga dapat mengukur lesi terkecil yang ditemukan dengan presisi dan membedakan payudara berdasarkan pola panas. Hasil morfologis dari PA dan IHK menunjukan 8 jaringan payudara tikus normal, 8 jaringan payudara tikus kanker dan 8 jaringan payudara tikus terjadi inflamasi. Pengujian gold standar digunakan sebagai dasar acuan dalam analisa citra panas pada payudara. Hasil penelitian analisa citra panas menunjukan bahwa dengan pendekatan 3, yaitu mengatur jarak kamera dengan obyek, sumber data dalam jumlah banyak (multi image), peningkatan resolusi kamera dengan pemodelan subpixel dan penggabungan banyak gambar menjadi satu gambar dengan ix pemodelan PIFS lebih baik dibanding pendekatan lainnya. Melalui analisa intensitas temperatur dan pola panas menunjukan: 1. Pada lokasi pertumbuhan dan perkembangan neoplasma, ditandai pada daerah tersebut terjadi peningkatan intensitas temperatur semakin lama semakin tinggi dari minggu ke minggu dan terjadi pembesaran ukuran lesi. 2. Lesi terkecil yang terbaca dengan presisi sebesar 1.27 mm, dan pada tikus yang terinduksi karsinogen. 3. Ditemukan pola panas yang berbeda pada jenis payudara normal tidak membentuk sebuah kurva, pada payudara kanker pola panas membentuk sebuah kurva beraturan, dan pada payudara inflamasi pola panas membentuk sebuah kurva tidak beraturan. Proses memonitor pertumbuhan dan perkembangan neoplasma payudara tikus dapat dimonitor dari minggu ke minggu secara noninvasive. Analisa hasil penelitian menggunakan uji statistik dengan tingkat kepercayaan 0.05 menunjukan bahwa intensitas temperatur semakin meningkat dan ukuran lesi semakin besar. Dari analisa confusion matrix menunjukan bahwa nilai sentifitas sebesar 93 % dan spesifikasi sebesar 77 % dengan akurasi 88 %. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan metode PIFS dalam menganalisa citra panas dapat digunakan sebagai modalitas pendukung dalam proses skrining kanker payudara.