Studi Perencanaan Tanggul Parapet dan Bronjong Sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan Banjir di Sungai Musi Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan

Main Authors: Azmi, Muhammad Haikal, Dr. Eng Andre Primantyo, H., ST, MT., Dian Sisinggih, ST.MT.. Ph.D.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190724/1/MUHAMMAD%20HAIKAL%20AZMI.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190724/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Empat Lawang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Ibukota Kabupaten ini terletak di Tebing Tinggi. Kabupaten Empat Lawang di resmikan pada 20 April 2007. Sungai terbesar yang ada di Provinsi Sumatera Selatan yaitu Sungai Musi dengan panjang 750 KM. Alur Sungai Musi ini melintasi Kabupaten Empat Lawang. Pada saat musim penghujan beberapa daerah sangat rawan terkena luapan dari sungai Musi yang menyebabkan daerah tersebut terkena banjir terutama di Desa Tebingtinggi, Desa Tanjung Makmur, Desa Batu Raja Lama dan Desa Batu Raja Baru Kecamatan Tebing Tinggi. Penjelasan ini dijadikan dasar untuk menganalisa rencana pengendalian banjir di Kabupaten Empat Lawang. Penelitian ini menggunakan Hidrograf Satuan Sintesis (HSS) Nakayasu untuk perhitungan curah hujan rancangan dan debit banjir rancangan yang selanjutnya dilakukan analisa unsteady flow menggunakan HEC-RAS 5.0.7 dengan menggunakan rating curve sebagai data di hilir dan HSS Nakayasu sebagai data di hulu. Setelah dilakukan analisa HECRAS, maka dihasilkan data-data titik banjir beserta elevasinya. Selanjutnya dilakukan analisa geoteknik untuk mengetahui daya dukung tanah pada titik-titik banjir tersebut dan dilakukan perhitungan perencanaan bangunan pengendalian banjir yakni tanggul parapet dan bronjong beserta perhitungan stabilitasmya serta perhitungan biaya konstruksinya. Penelitian ini telah menghasilkan: (1) Debit banjir rencana HSS Nakayasu Q25th sebesar 441,42 m3/dt. (2) Hasil analisa HEC-RAS kondisi eksisting menunjukan adanya beberapa titik banjir dengan ketinggian maksimum limpasannya setinggi 2,21 m. (3) Dengan melihat kondisi di lapangan dan berdasarkan data tanah yang ada maka bangunan yang direncanakan adalah tanggul parapet dengan ketinggian 1,7 m; 2,7 m; dan 3,2 m serta bronjong dengan ketinggian 4 m. (4) Setelah adanya upaya pembuatan tanggul parapet dan bronjong, dilakukan analisa HEC-RAS kondisi rencana dengan hasilnya tidak adanya titik limpasan lagi. (5) Perhitungan biaya konstruksi yang dilakukan adalah sebesar Rp. 72.939.553.340.