Pengaruh Fly Ash sebagai Pengganti Sebagian Semen terhadap Kuat Tarik Belah Beton yang Menggunakan Agregat Halus Daur Ulang

Main Authors: Adiputra, Irfan Naufal, Dr. Eng. Ir. Eva Arifi, ST., MT., Ir. Indra Waluyohadi, ST., MT., M.Sc.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190657/1/IRFAN%20NAUFAL%20ADIPUTRA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190657/
Daftar Isi:
  • konstruksi maka penerapan konstruksi berkelanjutan dapat diterapkan. Penggunaan material konstruksi salah satunya beton diproyeksikan akan terus meningkat sehingga limbah beton yang dihasilkan juga akan bertambah. Oleh karena itu, limbah beton tersebut dapat didaur ulang menjadi material baru berupa agregat daur ulang khususnya agregat halus daur ulang. Langkah lain untuk mendukung konstruksi berkelanjutan yaitu memanfaatkan abu terbang atau fly ash yang dinilai memiliki sifat pozzolan sebagai pengganti sebagian semen dalam campuran beton. Hal ini dilakukan karena produksi semen dapat meningkatkan emisi karbon dioksida (CO2) di udara. Dalam pemanfaatan agregat halus daur ulang pada campuran beton maka kekuatan beton diprediksi akan menurun akibat adanya proses daur ulang. Disamping itu, agregat halus daur ulang juga memiliki nilai penyerapan air yang tinggi yang dapat meningkatkan penyusutan beton sehingga fly ash digunakan untuk mengurangi penyusutan tersebut. Untuk mengetahui tingkat kekuatan beton yang menggunakan agregat halus daur ulang dan fly ash maka dilakukan penelitian berupa pengujian kuat tarik belah beton. Dalam penelitian ini digunakan fly ash kelas C dengan persentase 0%, 25%, dan 50% untuk menggantikan sebagian semen, sedangkan agregat halus daur ulang dengan persentase 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% digunakan untuk menggantikan agregat halus alami. Agregat halus daur ulang diperoleh dari proses penghancuran limbah beton silinder yang ada di Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya dengan kekuatan tekan minimum sebesar K-300 atau 300 kg/cm2. Untuk mengetahui karakteristik agregat yang digunakan maka dilakukan pengujian gradasi, berat isi, berat jenis, penyerapan, dan kadar air agregat. Dilakukan juga pengujian kandungan senyawa pada fly ash untuk menentukan kelas fly ash. Setelah beton dilakukan pengecoran dengan rasio air terhadap semen sebesar 0,39 maka benda uji dilakukan proses curing selama 7 hari dan dilakukan pengujian kuat tarik belah saat beton berumur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tarik belah beton meningkat secara bertahap pada persentase agregat halus daur ulang 0% hingga 75% dan kembali turun pada persentase 100%. Disamping itu, beton yang menggunakan agregat halus daur ulang memiliki hasil kuat tarik belah yang lebih tinggi daripada beton normal. Hal ini diindikasikan akibat berat isi yang digunakan pada agregat halus daur ulang lebih besar daripada agregat halus alami sehingga meningkatkan kekuatan beton. Disamping itu, penggunaan fly ash pada campuran beton menurunkan kekuatan beton secara bertahap seiring dengan bertambahnya persentase fly ash. Hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan fly ash sebagai pengganti sebagian semen pada campuran beton dengan umur 28 hari belum mampu