Analisis Evaluasi Kinerja Rantai Pasok dengan Metode Supply Chain Operation Reference dan Analitycal Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Putra Jaya Nanas, Kabupaten Blitar)
Main Authors: | Faradita, Daning, Dr. Siti Asmaul Mustaniroh,, STP., MP., Andan Linggar Rucitra,, STP., MP. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190577/1/Daning%20Faradita.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190577/ |
Daftar Isi:
- Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan tanaman holtikultura yang banyak tumbuh dan tersebar di Indonesia. Salah satu sentra produksi buah nanas di Jawa Timur berada di Kabupaten Blitar Kecamatan Ponggok yang pada tahun 2019 mencapai 29.636,9 ton buah nanas. PT. Putra Jaya Nanas adalah salah satu perusahaan yang mengolah bahan baku nanas menjadi produk unggulan yakni minuman sari buah nanas dengan merk “Segarrr”. Kapasitas dalam satu kali produksi mencapai 50-55 kardus yang setiap kardus berisi 32 cup minuman sari buah nanas berukuran 120 ml. Aktivitas rantai pasok minuman sari buah nanas dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk. Permasalahan rantai pasok terjadi pada supplier, perusahaan dan distributor. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis kinerja rantai pasok dan menentukan bobot kinerja rantai pasok. Metode dalam mengukur kinerja rantai pasok menggunakan model Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan Analitycal Hierarchy Process (AHP). Model SCOR digunakan untuk menilai kinerja dari rantai pasok menyeluruh pada PT. Putra Jaya Nanas, sedangkan metode AHP sebagai dasar menentukan tingkat kepentingan relatif. Output indikator SCOR digunakan sebagai input AHP untuk mendapatkan bobot global/relatif yang digunakan dalam mengukur kinerja keseluruhan. Responden pakar yang digunakan ada 8 orang yaitu 1 orang tengkulak nanas, 6 orang pekerja PT. Putra Jaya Nanas (1 orang pemilik perusahaan, 1 orang admin, 3 orang bagian produksi dan 1 orang quality control) dan 1 orang distributor. Hasil penelitian menunjukkan terdapat Key Performance Indicator (KPI) yang terbagi atas tiap proses utama SCOR yaitu Plan, Source, Make, Deliver, Return dan atributnya Reliability, Responsiveness, Agility. Bobot tingkat kepentingan tertinggi level 1 pada proses source, level 2 adalah atribut responsiveness pada proses return, dan level 3 pada KPI hubungan internal antar bagian dalam perusahaan memengaruhi perencanaan (P.1.1), Kecepatan tenaga kerja bagian produksi (M.2.1), waktu yang dibutuhkan mulai dari permintaan sampai barang diterima pelanggan (D.2.1), waktu yang dibutuhkan dalam mengganti produk (R.2.1). Analisis pengukuran warna merah menunjukkan kinerja perlu diperbaiki, kuning artinya kinerja perlu ditingkatkan serta hijau artinya kinerja sudah baik, perlu dipertahankan dan dari 19 KPI yang memperoleh kinerja warna merah dan average performance ada 4 KPI yaitu Kecepatan tenaga kerja melakukan kegiatan perencanaan (P.2.2), jumlah produk cacat yang terjadi pada proses produksi (M.1.1), Kecepatan tenaga kerja bagian produksi (M.2.1) dan waktu yang dibutuhkan dalam mengganti produk (R.2.1). Nilai kinerja keseluruhan dari rantai pasok sebesar 73,340 menunjukkan warna kuning dan good performance artinya kinerja rantai pasok perusahaan sudah baik dan perlu ditingkatkan agar kinerja semakin teratur dan terarah serta dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Beberapa upaya untuk meningkatkan kinerja rantai pasok minuman sari buah nanas di PT. Putra Jaya Nanas dengan memperbaiki kinerja yang memiliki nilai KPI terendah yaitu dari supplier menambah relasi petani nanas, manufaktur melakukan penambahan tenaga kerja khusus, pengembangan tenaga kerja, perawatan terhadap mesin, analisis persediaan dengan baik, dan memiliki persediaan produk yang cukup serta distributor menambah persediaan.