Analisis Proses Pengeringan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Menggunakan Alat Pengering Tungku Biomassa Berbasis Mikrokontroler

Main Authors: Wijaya, Rachmad Andika Sena, Prof. Dr. Ir. Sumardi H. S.,, MS, Dr. Ir. Gunomo Djoyowasito,, MS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190477/1/RACHMAD%20ANDIKA%20SENA%20WIJAYA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190477/
Daftar Isi:
  • Jamur tiram putih (Plaerotus ostreatus) merupakan jamur kayu yang cukup populer dan banyak diminati oleh masyarakat. Proses pengeringan jamur tiram dilakukan untuk memperpanjang umur simpan jamur tiram dan mempermudah penangolahannya. Salah satu contoh pengeringan yang dapat dilakukan adalah menggunakan alat pengering tungku tipe rak berbahan bakar biomassa. Pengeringan ini memanfaatkan energi biomassa dengan menyalurkan panas dari bawah rak pengering. Tetapi alat pengering ini memiliki kekurangan yaitu bila menggunakan biomassa, panas pada ruang pengering akan sangat tinggi dan tidak dapat terkontrol. Maka dari itu diperlukan pengontrol suhu agar suhu dapat diatur di kisaran suhu optimal untuk pengeringan jamur. Mikrokontroler yang akan mengontrol nyala mati kipas (exhaust) melalui pembacaan sensor suhu akan mempermudah dalam pengeringan jamur. Mikrokontroler juga akan mempermudah operator untuk mengamati bahwa tungku biomassa perlu untuk diisi bahan bakar kembali. Pada penelitian terdapat 2 perlakuan, yaitu perlakuan tanpa kipas dan perlakuan dengan mikrokontroler pengatur kipas. Parameter penelitian ini adalah kadar air bahan, kadar abu bahan, laju pengeringan, dan kebutuhan energi proses pengeringan. Pada penelitian ini didapat hasil kadar air rata-rata perlakuan tanpa kipas sebesar 4,5%, lebih rendah dibanding kadar air rata-rata perlakuan dengan mikrokontroler pengatur kipas sebesar 5,1%. Efisiensi yang diperoleh pada pengeringan jamur tiram tanpa kipas sebesar 56,37%, lebih tinggi dibandingkan dengan efisiensi pengeringan dengan mikrokontroler pengatur kipas yaitu sebesar 24,21%. Mikrokontroler dapat membantu menjaga kestabilan suhu, tetapi kurang efisien dalam penggunaan energi dibanding perlakuan tanpa kipas.