Pengaruh Ukuran Biji, Suhu dan Lama Penyangraian Terhadap Rendemen dan Karakteristik Tepung Biji Asam dan Ekstrak Kasar Hidrokoloid Polisakarida Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

Main Authors: Baihaqi, M. Iqbal, Prof. Dr. Ir. Harijono,, M.App.Sc
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190365/1/M.%20Iqbal%20Baihaqi.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190365/
Daftar Isi:
  • Asam jawa (Tamarindus indica L.) merupakan tanaman buah tropis yang semua bagian tanamannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan terutama pada bagian buah yang terdiri dari pulp dan biji. Biji asam jawa kaya akan kandungan polisakarida larut air yang biasa disebut hidrokoloid. Kandungan hidrokoloid yang cukup besar ini dapat diaplikasikan dalam bidang teknologi pangan, kosmetik, farmasi dan ilmu biomedis. Aplikasi tersebut dapat berupa serat, pembentuk film, perekat, pengubah reologi, hidrogel, pengemulsi dan zat penahan (suspensing agent). Pemanfaatan biji asam dapat dimulai dari pengembangan teknologi dalam pembuatan tepung biji asam (tamarind kernel powder). Proses penghilangan kulit (testa) biji asam sangat penting untuk menghasilkan TKP yang berkualitas. Salah satu metode yang mudah dan cepat untuk memisahkan testa dari bagian endosperma adalah penyangraian (roasting). Penyangraian dapat dikendalikan dengan melakukan pengamatan terhadap suhu dan waktu penyangraian. Ukuran biji yang tidak seragam menyebabkan perbedaan warna setelah penyangraian. Penentuan ukuran biji, suhu dan waktu penyangraian dapat menghasilkan TKP dan ekstrak kasar hidrokoloid polisakarida non pati biji asam dengan rendemen dan kualitas terbaik. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial untuk mengetahui rendemen dan karakteristik tepung biji asam dan ekstrak kasar hidrokoloid polisakarida biji asam. Rancangan percobaan menggunakan 3 faktor. Faktor pertama menggunakan 2 jenis ukuran biji yaitu biji besar dan kecil. Faktor kedua suhu penyangraian menggunakan 3 perlakuan suhu 125°C, 130°C, dan 135°C. Faktor ketiga waktu penyangraian menggunakan 2 perlakuan 6 menit dan 10 menit. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode Analysis of Variance (ANOVA) selang kepercayaan 95%. Berdasarkan analisa hasil pengamatan, interaksi perlakuan suhu dan lama penyangraian pada ukuran biji yang berbeda menghasilkan rerata rendemen ekstrak kasar HP-NP dengan interaksi waktu 6 menit dan suhu 125°C pada biji besar memiliki rerata rendemen paling tinggi (54.61%). Pengaruh waktu 10 menit dan suhu 130°C pada biji kecil memiliki kelarutan paling tinggi sebesar 53.41%. Interaksi waktu 10 menit dan suhu 135°C pada biji kecil memiliki total padatan terlarut paling tinggi sebesar 4.2 °brix.