Pengaruh Subtitusi Jagung Dengan Bungkil Inti Sawit Hasil Olahan Dalam Pakan Terhadap Performa Produksi Itik Hibrida
Main Authors: | Bastomi, Imam, Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M. Sc., IPU., ASEAN Eng. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190340/1/Imam%20Bastomi.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190340/ |
Daftar Isi:
- Bungkil inti sawit merupakan hasil samping dari industri minyak kelapa sawit (CPO / crude palm oil/) yang potensinya cukup tinggi di Indonesia. Kandungan nutrisi bungkil inti sawit cukup baik, protein kasar 15 - 20%, lemak kasar 2,0 - 10,6%, serat kasar 12,56 - 21,30%, NDF 46,7 - 76,1%, ADF 39,6 – 46,8 %, energi kasar 19,1 - 20,6 MJ/kg, abu 3 - 12%, kalsium 0,20 - 0,4 dan fosfor 0,48 - 0,71%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mengukur pengaruh substitusi jagung dengan bungkil inti sawit olahan dalam pakan terhadap penampilan produksi itik Hibrida yang meliputi konsumsi pakan, bobot badan akhir, konversi pakan, Income Over Feed Cost (IOFC), mortalitas, dan Indeks Produksi (IP). Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober hingga November 2020 di kandang itik milik Bapak Jianto yang beralamatkan di Desa Rejoso, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Analisis kandungan bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur serta Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik pedaging dengan strain Hibrida yang merupakan hasil persilangan antara itik Peking (jantan) dengan itik Khaki Campbell (betina) sebanyak 100 ekor saat berumur 21 hari dan tidak dibedakan jenis kelaminnya (non-sexing). Itik Hibrida yang digunakan memiliki rataan bobot badan yaitu 491,15 ± 171,52 g dengan koefisien keragaman sebesar 34,9 %. Kandang yang digunakan terdiri dari 20 pen dengan ukuran panjang 1 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,5 m. Setiap pen diisi dengan 5 ekor itik Hibrida dan dilengkapi dengan tempat minum dan tempat pakan serta alas kandang dilengkapi dengan sekam. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari 5 ekor itik Hibrida. Perlakuan terdiri dari P0: Pakan tanpa substitusi bungkil inti sawit olahan, P1: Pakan dengan substitusi jagung dengan bungkil inti sawit olahan 25%, P2: Pakan dengan substitusi jagung dengan bungkil inti sawit olahan 50%, P3: Pakan dengan substitusi jagung dengan bungkil inti sawit olahan 75%, P4: Pakan dengan substitusi jagung dengan bungkil inti sawit olahan 100%. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah penampilan produksi itik Hibrida yang terdiri dari beberapa parameter yaitu konsumsi pakan, bobot badan akhir, konversi pakan, Income Over Feed Cost (IOFC), mortalitas, dan Indeks Produksi (IP). Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan analisis kovarian (ANCOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, bobot badan akhir, konversi pakan, IOFC, mortalitas dan Indeks Produksi. Meskipun tidak berpengaruh nyata, namun berdasarkan hasil rata-rata konsumsi pakan perlakuan P4 (190,30 ±3,99) dengan subtitusi jagung dengan BIS 100 % menunjukkan hasil tertinggi dibanding perlakuan lainnya. Pada bobot badan akhir perlakuan P0 (1923,25 ± 38,25) subtitusi jagung dengan BIS 0% menunjukan hasil tertinggi dibanding dengan perlakuan lainnya. Pada konversi pakan P3 (4,58 ± 0,22) dengan subtitusi jagung dengan BIS 75% menunjukan hasil terbaik dibanding dengan perlakuan lainnya. Pada IOFC perlakuan P3 (5269,71 ± 1341,69) menunjukkan hasil tertinggi dibanding perlakuan lainnya. Pada persentase mortalitas perlakuan P0 dan P3 (0,0 ± 0,0) menunjukkan hasil terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Pada Indeks Produksi perlakuan P0 (119,23 ± 9,26) menunujukkan hasil tertinggi dibanding perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan BIS olahan sebagai subtitusi jagung dalam pakan hingga 100% dapat memberikan hasil yang relatif sama terhadap konsumsi pakan, bobot badan akhir, konversi pakan, IOFC, mortalitas dan indeks produksi itik hibrida.