Daftar Isi:
  • Industri tekstil merupakan salah satu industri yang cukup berkembang di dunia, termasuk di Indonesia. Perkembangan industri tekstil memberi dampak yang buruk bagi lingkungan dan kesehatan yang disebabkan adanya limbah cair zat warna yang dihasilkan di industri tekstil. Sangat banyak zat warna yang dapat memberikan dampak buruk yang dihasilkan pada industri tekstil, salah satunya yakni methylene blue atau metilen biru. Metilen biru merupakan zat pewarna dasar yang banyak digunakan karena memiliki kelarutan yang baik (Lin, dkk., 2011). Pada penelitian ini digunakan tempurung kelapa yang merupakan golongan kayu keras dengan kadar air sekitar 6-9 % (dihitung berdasar berat kering) yang tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Proses pembuatan adsorben dimulai dengan pengecilan ukuran karbon tempurung kelapa, dan dilakukan proses adsorpsi. Proses adsorpsi dilakukan dengan sistem batch dengan pengadukan dengan kecepatan 150 rpm dengan variasi massa 0,1gram; 0,3gram; 0,5gram; 0,7gram; dan 0,9gram. Hasil proses adsorpsi, dilakukan pengujian penyisihan kadar metilen biru dengan uji Spektrofotometer UV-Vis. Karbon tempurung kelapa terlebih dulu dilakukan karakterisasi dengan melakukan uji FT-IR, XRF, kadar air, kadar abu, kadar volatile, dan kadar karbon terikat. Pengaruh massa adsorben terbaik pada proses adsorpsi yakni pada variabel massa 0,5 gram dengan waktu kontak 20 menit dengan penyisihan hingga 93,96%. Proses adsorpsi mengikuti isoterm Langmuir dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,212875 mg/