Produksi Induk Berdasarkan Natural Increase Dan Calf Crop Pada Sapi Madura Di Wilayah Sentra Pembibitan Sapi Madura Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan

Main Authors: Anwar, Mokhamad Saerul, Dr. Ir. Kuswati, MS., IPM., ASEAN Eng.,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190274/1/MOKHAMAD%20SAERUL%20ANWAR.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190274/
Daftar Isi:
  • Sapi Madura merupakan salah satu bangsa sapi lokal Indonesia yang kemurniannya dipertahankan, dijaga, dan dikembangkan di pulau Madura dan sekitarnya. Sapi Madura merupakan salah satu plasma nutfah sapi pedaging yang berkembang baik di lingkungan agroekosistem kering. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi yaitu struktur populasi, natural increase dan calf crop. Struktur populasi memiliki sifai-sifat tertentu seperti total individu, sebaran umur dan jenis kelamin (rasio pedet jantan, pedet betina, muda jantan, muda betina, dewasa jantan dan dewasa betina), tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Sifat tersebut dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui kondisi suatu populasi dan perubahan kondisi populasi disuatu wilayah sebagai wilayah sumber bibit. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan. Pengambilan data dilakukan dari bulan Februai sampai April 2021. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui produksi induk berdasarkan natural increase dan calf crop. Materi yang digunakan 100 orang peternak yang memiliki sapi Madura 238 ekor. Karakteristik kualitatif dan kuantitatif dipilih induk sapi Madura yang berumur produktif sesuai kategori SNI yaitu 12-36 bulan atau PI0 (umur 12-18 bulan), PI2 (umur >18-24 bulan) dan PI4 (umur 25-36 bulan). Alat yang digunakan adalah mistar ukur, pita ukur dengan ketelitian 1 cm untuk mengukur panjang badan, lingkar dada, tinggi gumba, tinggi hip, panjang kepala, lebar kepala. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang menggunakan metode survei dengan wawancara, pengamatan dan pengukuran langsung terhadap sampel. Penentuan lokasi secara purposive sampling pada PAPABARU Madura dengan teknik pengambilan sampel Ichidental sampling. Variabel yang diamati meliputi struktur populasi, natural increase, calf crop, karakteristik kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa sapi jantan memiliki persentas 3,36% dan betina 96,64%. Perbandingan sapi Madura anak jantan 2,52%, muda 0,00% dan dewasa 0,84% lebih rendah dari pada anak sapi betina 4,20%, muda 9,66% dan dewasa 82,77%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai natural increase sebesar 32,77%. Nilai ini berasal pengurangan dari persentase kelahiran terhadap populasi yaitu 33,19% dengan persentase kematian yaitu 0,42%. Berdasarkan penilaian kualitatif menunjukkan bahwa warna dominan tubuh sapi Madura didominasi dengan warna tubuh merah bata 54% dan merah coklat 35%, komposisi terendah dari total populasi adalah warna kuning padi 11%. Batas warna tubuh terbanyak yaitu smear 78%, sedangkan batas warna jelas terhitung sedikit yaitu 22%. Terdapat tiga variasi warna garis punggung sapi Madura yaitu berwarna sama dengan warna tubuh dominan (81%) dengan variasi warna lebih gelap dari warna tubuh dan warna hitam. Warna kaki memiliki variasi warna putih smear (56%) dengan variasi warna sama dengan warna tubuh dominan. Warna pantat sapi Madura berwarna putih smear (41%) dan warna pantat sama dengan warna tubuh dominan (57%). Sebagian besar karakteristik warna yaitu warna muka dominan warna tubuh 100%, tanpa lingkar mata hitam 76%, sekitar mata warna sama dengan warna dominan tubuh 51%, bulu mata berwarna hitam 97%, warna muzzle hitam 99%, warna bibit atas hitam 80% dan bibir bawah hitam 67%. Keragaman warna pada daerah mata sapi Madura. Warna daerah mata sapi Madura yaitu berwarna putih smear (39%) dengan keragaman warna sama dengan warna tubuh dominan. karakteristik bentuk tubuh meliputi arah tanduk keatas 82% dan bungkul 14%, rambut diantara tanduk tidak ada 79%, punggung lurus 64%, adanya punuk 96%, adanya jaringan diantara kaki depan 38%, pantat membulat 55% dan gelambir 98%. Punuk pada sapi Madura dengan komposisi terbesar adalah ukuran kecil sebesar 53%, sedang 44% dan besar 3%. Sapi memiliki gelambir (92%). Ukuran tinggi gumba sebesar 124,53±3,81 cm, panjang badan 125,27±4,82 cm, lingkar dada 155,07±6,94 cm dan tinggi hip 123,60±3,70 cm. Indeks kepala sapi Madura pada PI2 yaitu sebesar 0,43 ± 0,03 cm dan pada PI4 yaitu 0,44 ± 0,03 cm. Disimpulkan bahwa struktur populasi induk sapi Madura sebesar 82,77% dengan tingkat kelahiran 33,19% dan tingkat kematian 0,42%. Nilai natural increase sapi Madura 32,77% dan nilai calf crop 38,24% tergolong rendah. Induk sapi Madura yang memenuhi standar bibit sesuai SNI sapi Madura 2013 Kelas 1 18,60%, Kelas 2 6,97%, Kelas 3 39,53 dan untuk SNI sapi Madura 2020 sebesar 92,86 %