Pengaruh Penambahan Konsentrat dan Mikronutrien Terhadap Keberhasilan Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Sexing Pada Sapi Persilangan Limousin
Main Authors: | Hanif, Muhammad Zainul, Prof. Dr. Ir. Trinil Susilawati, MS., IPU., ASEAN Eng., Dr.Ir. Mashudi, M.Agr.Sc., IPM., ASEAN Eng |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190270/1/Muhammad%20Zainul%20Hanif.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190270/ |
Daftar Isi:
- Inseminasi Buatan merupakan teknologi reproduksi yang mampu meningkatkan produktifitas ternak dan meningkatkan mutu genetik ternak. Sexing merupakan teknologi dalam inseminasi buatan yaitu pemisahan kromosom X dan Y. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi pemberian kosentrat dan mikronutrien terhadap keberhasilan IB menggunakan semen sexing. Materi penelitian ini menggunakan sapi betina persilangan limousin sebanyak 45 ekor, pakan konsentrat HQFS, dan Booster. Metode penelitian ini menggunakan eksperimental percobaan lapang (field experiment), dengan teknik pengambilan sampel yaitu porposive sampling, dilakukan IB menggunakan semen sexing sapi limousine dengan metode pemisahan SGDP. Inseminasi buatan dengan metode dobel dosis pada jam ke 2 dan jam ke 8, dengan deposisi semen 4+ (Cornua uteri), dilanjutkan dengan penyuntikan BIO ATP, dan sapi akseptor yang diberi perlakuan pakan yaitu sebanyak 1kg/ekor/hari selama 30 hari. Variabel penelitian yaitu: Non Return Rate (NRR), Conception Rate (CR), dan Pregnancy Rate (PR). Data yang diperoleh dari hasil penelitian keberhasilan IB meliputi Non Return Rate (NRR), Pregnancy Rate dan Conception Rate (CR) dianalisa menggunakan deskriptif, kualitas pakan akseptor IB meliputi konsumsi BK, PK dan TDN, dan perbandingan Kebutuhan pakan dengan konsumsi pakan. Penelitian performan akseptor meliputi bobot badan (BB), Body Condition Score (BCS) di analisis menggunakan (RAK). Hasil penelitian menunjukkan tampilan reproduksi hasil Nilai NRR-1 tertinggi yaitu pada P2 sebesar 93,33% P0 sebesar 80% dan terkecil yaitu pada P1 yaitu 73,33%, Sedangkan pada NRR-2 secara berturut turut yang tertinggi yaitu pada P2 sebesar 86,67%, P0 sebesar 73,33% dan P0 yaitu 66,67%. Conception Rate (CR) antar perlakuan sama yaitu 26,7 %, dan PR terbesar yaitu pada perlakuan P1 sebesar 33% sedangkan P0 dan P2 yaitu 26,67%. Kesimpulan penelitian bahwa tingginya konsumsi BK, PK, dan TDN mempengaruhi tingkat keberhasilan kebuntingan.