Produksi Fodder Hidroponik Zea Mays Pada Kerapatan Biji Yang Ditanam Dan Umur Panen Yang Berbeda
Main Authors: | Amdad, Mujib, Prof. Dr. Ir. Ifar Subagiyo, M.Agr.St., Artharini Irsyammawati, S.Pt., MP. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190255/1/MUJIB%20AMDAD.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190255/ |
Daftar Isi:
- Hijauan pakan ternak merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia, baik ruminansia besar (sapi dan kerbau) maupun ruminansia kecil (kambing dan domba). Hijauan pakan ternak mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia. Selain itu, hijauan pakan ternak dibutuhkan oleh ternak ruminansia untuk mengoptimalkan fungsi rumen. Salah satu tanaman yang potensial diproduksi untuk kebutuhan pakan ternak ruminansia adalah jagung Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan utama kedua setelah padi, yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan ternak, karena hampir keseluruhan bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan. Selain sebagai komoditas pangan, jagung juga dapat menjadi sumber pakan bagi ternak ruminansia karena tingginya kandungan serat. Hidroponik Fodder merupakan salah satu metode penyediaan hijauan pakan menggunakan jagung dengan masa panen yang dapat dilakukan di bawah dua minggu. x x Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi bagaimana pengaruh kerapatan biji dan umur panen terhadap produksi fodder jagung hidroponik (tinggi dan kandungan nutrisi) Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hijauan Pakan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Dusun Semanding Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September hingga Bulan November 2019. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimen dan rancangan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial yang terdiri dari 2 faktor (Faktor 1 = Kerapatan (K) dan Faktor 2 = Umur Panen (P) ) dan masing-masing 3 kali ulangan. dimana kerapatan biji yang berbeda sebagai perlakuan, yaitu : 100, 150 dan 200 biji tiap wadah ukuran 25 x 15 x 5 cm. Umur panen yang berbeda pada perlakuan, yaitu 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa interaksi kerapatan dan umur panen memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap tinggi tanaman jagung hidroponik. Namun terdapat kecenderungan rataan tertinggi terhadap tinggi tanaman terdapat pada perlakuan K3P3 yakni 63,81 ± 5,21cm . Pada kandungan bahan kering fodder menunjukkan bahwa interaksi kerapatan dan umur panen memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) namun terdapat kecenderungan rataan tertinggi terhadap kandungan bahan kering fodder pada perlakuan K1P1 (37,66 ± 0,86%). Sedangkan, pada kandungan bahan organik fodder jagung total terdapat interaksi yang nyata (P<0,05) nilai tertinggi pada perlakuan K3P1 (88,92 ± 0,11%) dan nilai terendah terdapat pada perlakuan K1P3 (80,23 ± 0,21%). Pada kandungan protein kasar fodder jagung total terdapat interaksi yang nyata (P<0,05) nilai tertinggi pada xi xi perlakuan K3P1 (36,63%) dan nilai terendah terdapat pada perlakuan K1P3 (23,89%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi bahan kering fodder jagung total memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) nilai tertinggi pada perlakuan K3P2 (54,08 ± 4,63g/375cm2) serta nilai terendah pada perlakuan K1P1 (27,99 ± 0,93g/375cm2). Pada produksi bahan organik fodder jagung total memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) nilai bahan organik fodder jagung total nilai tertinggi pada perlakuan K3P2 (45,80 ± 3,90g/375cm2) serta nilai terendah pada perlakuan K1P1 (24,76 ± 0,86g/375cm2). Produksi pada protein kasar fodder jagung total memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) nilai tertinggi pada perlakuan K3P2 (14,71 ± 1,56g/375cm2) serta nilai terendah pada perlakuan K1P1 (6,31 ± 0,17g/375cm2). Kesimpulan pada penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan K3P2 merupakan perlakuan yang terbaik dan disarankan dalam melakukan penanaman hijauan jagung dengan kerapatan 150 biji secara hidroponik yang dapat dipanen pada umur 21 hari untuk mendapatkan fodder jagung dengan produksi yang tinggi.