Mitigasi Risiko Kontaminasi Mikroba pada Produksi Susu Bubuk Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus di PT. XYZ)
Main Authors: | Amellia, Cathalyna, Dr. Panji Deoranto,, STP, MP, Dr. Sucipto,, STP, MP |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190151/1/Cathalyna%20Amellia.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190151/ |
Daftar Isi:
- Kegiatan produksi pada industri pangan sangat mengutamakan keamanan pangan. Kasus keracunan pada minuman lebih banyak dibandingkan makanan. PT. XYZ memproduksi produk susu bayi dan balita dengan menerapkan HACCP, ISO 9001, ISO 22000, dan FSSC 22000 untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Akan tetapi, masih ditemukan risiko kontaminasi mikroba Enterobacteriaceae, Total Viable Count, Sulphite Reducing Clostridia, Enterococci, dan Bacillus cereus. Risiko kontaminasi mikroba pada produksi susu bubuk di PT. XYZ dapat terjadi pada tiga variabel proses yaitu produksi wet line, produksi dry line, dan clean in place. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis risiko dan menentukan rekomendasi perbaikan guna mitigasi risiko kontaminasi mikroba pada produksi susu bubuk di PT. XYZ. Investigasi risiko kontaminasi mikroba dapat dilakukan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dengan hasil akhir Risk Priority Number (RPN). Rekomendasi perbaikan diprioritaskan pada risiko paling potensial menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan hasil akhir prioritas alternatif untuk mengatasi permasalahan. Identifikasi risiko kontaminasi mikroba mendapatkan 3 potensi risiko pada produksi wet line, 4 potensi risiko pada produksi dry line, dan 3 potensi risiko pada clean in place. Risiko paling potensial adalah deposit pengotor pada tangki dan pipa saluran produksi dengan nilai RPN 189,21, ceceran susu bubuk pada area filling bag dengan nilai RPN 200,53, dan CIP tidak maksimal membersihkan peralatan produksi dengan nilai RPN 117,76. Alternatif prioritas kriteria deposit pengotor pada tangki dan pipa saluran produksi adalah menghilangkan jalur dead end dengan bobot 0,503 yang dilakukan dengan mengalihkan aliran larutan CIP. Alternatif prioritas kriteria ceceran susu bubuk pada area filling bag adalah training operator area filling bag terkait tata cara manual handling dengan bobot 0,679 yang dilakukan dengan metode yang lebih interaktif. Alternatif prioritas kriteria CIP tidak maksimal membersihkan peralatan produksi adalah merubah konsentrasi larutan caustic CIP dengan bobot 0,599 yang dilakukan dengan menurunkan konduktivitas larutan caustic.