Analisis Kapabilitas Proses dalam Pemenuhan Spesifikasi Mutu Susu Segar dari Pemasok Koperasi C Sebagai Bahan Baku Produk Susu Cair di PT X
Main Authors: | Istiqomah, Annisa Aulia, Prof. Dr. Teti Estiasih,, STP, MP |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190147/1/ANNISA%20AULIA%20ISTIQOMAH.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190147/ |
Daftar Isi:
- PT X merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang memproduksi beragam produk susu seperti susu UHT (Ultra High Temperature) dan krimer kental manis. Tuntutan di dunia industri terhadap produk berkualitas dengan spesifikasi tertentu yang mampu memenuhi kepuasan konsumen menjadikan PT X perlu melakukan perbaikan berkelanjutan melalui manajemen mutu. Salah satu metode terobosan terbaru yang sedang berkembang adalah six sigma. Six sigma merupakan suatu alat atau metode pengendalian kualitas berbasis statistik yang dilakukan secara komprehensif dengan mengurangi cacat sekaligus memperkecil variasi. Penerapan six sigma diawali dengan melakukan pengukuran kinerja proses melalui analisis kapabilitas proses. Analisis kapabilitas proses adalah analisis yang dilakukan untuk mengukur kemampuan/performa suatu proses dalam menghasilkan produk di dalam batas spesifikasi. Dalam penelitian ini, analisis kapabilitas proses diterapkan pada pemenuhan spesifikasi bahan baku produk susu PT X yaitu susu segar yang berasal dari Koperasi C, salah satu pemasok. Hal ini dikarenakan kualitas susu segar sebagai bahan baku dapat berpengaruh pada proses formulasi atau standarisasi saat proses produksi, aspek keamanan pangan, dan penentu kualitas produk akhir. Analisis kapabilitas proses dilakukan menggunakan Minitab 17. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data hasil pengujian seluruh parameter susu segar saat penerimaan susu di lab QA tahun 2019-2020 (24 bulan). Hasil analisis dinyatakan dalam indeks process performance kane (Ppk) untuk parameter variabel dan persentase defect untuk parameter atribut. Indeks tersebut menyatakan secara kuantitatif (Ppk) dan kualitatif (%defect) bahwa kualitas berada dalam batas spesifikasi. Indeks Ppk yang diharapkan yaitu di atas 1 (kapabel) dan persentase defect yang diharapkan adalah 0% (tidak ada positif/cacat). Dengan demikian, penelitian magang ini bertujuan untuk melakukan analisis kapabilitas proses pada pemenuhan spesifikasi mutu susu segar yang berasal dari Pemasok Koperasi C selama 2019-2020 sebagai bahan baku produk susu di PT X, membuat tren indeks Ppk, menghitung persentase defect parameter atribut, dan melakukan analisis faktor penyebab ketidaktercapaian kualitas menggunakan diagram fishbone yang ditelusuri dari faktor man, machine, method, material, dan environment. Hasil analisis menunjukan bahwa kualitas susu segar Koperasi C selama 2019-2020 memenuhi spesifikasi bahan baku di PT X dengan indeks Ppk di atas 1 pada parameter suhu kedatangan dan total solid serta defect 0% pada seluruh parameter atribut; uji alkohol, residu antibiotik, peroksida, karbonat, formalin, boraks, dan minyak nabati. Sementara, pada parameter protein, lemak, solid nonfat, berat jenis, pH, laktosa, dan TPC tidak tercapai atau indeks Ppk di bawah 1. Indeks Ppk di bawah 1 pada parameter protein, lemak, solid nonfat, berat jenis, dan pH di beberapa bulan disebabkan karena tingginya variasi data. Variasi data yang tinggi tersebut menyebabkan standar deviasi (sigma) menjadi tinggi sehingga indeks Ppk menjadi rendah. Selain itu, pada parameter solid nonfat, berat jenis, dan pH teramati data yang mendekati batas spesifikasi. Tingginya variasi data dan data yang mendekati batas spesifikasi pada parameter tersebut diduga disebabkan karena interval pemerahan yang berbeda antara pagi dan sore, masa laktasi sapi, pemberian pakan, pengaruh ketertiban peternak dalam menjalankan SOP, infeksi mastitis subklinis pada sapi, penetapan standar parameter mutu beberapa hanya ada satu batas saja dan pergantian operator Quality Assurance di PT X saat pengujian mutu susu segar. Indeks Ppk di bawah 1 pada parameter TPC disebabkan karena masih banyak terdapat susu segar dari Koperasi C yang melewati batas atas spesifikasi (TPC>1x106). Tingginya TPC diduga karena penanganan susu segar di peternak yang kurang memperhatikan aspek sanitasi dan higiene seperti tidak mencuci tangan, tidak membersihkan kandang sebelum pemerahan, tidak mendisinfektan ambing sebelum pemerahan, susu dibiarkan di dalam wadah terbuka setelah pemerahan, dan kurangnya kebersihan milk can serta peralatan yang kontak dengan susu segar. Indeks Ppk di bawah 1 pada parameter laktosa disebabkan karena tidak dilakukannya kalibrasi yakni berupa slope/intercept adjustment pada parameter laktosa pada alat milkoscan di lab QA PT X sehingga pembacaan kadar laktosa susu segar saat pengujian menjadi tidak akurat atau mengalami pergeseran. Adjustment hanya dilakukan pada protein, lemak, dan total solid sedangkan laktosa tidak dilakukan karena bukan merupakan parameter kritis. Maka dari itu, ketercapaian kualitas susu segar Koperasi C untuk parameter laktosa tidak dapat disimpulkan.