Aktifitas Antibakteri Ekstrak Daun Kratom (Mitragyna speciosa Korth) Terhadap Histopatologi Insang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Diinfeksi Aeromonas hydrophila

Main Author: Juanda, Eki
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190076/1/Eki%20Juanda.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190076/
Daftar Isi:
  • Ikan Nila merupakan salah satu komiditas utama yang dikembangkan khususnya untuk ikan air tawar, Produksi perikanan budidaya di indonesia mengalami peningkatan rata-rata kenaikan tiap tahun mencapai 23,8%, diperkirakan konsumsi ikan global akan terus meningkat maka tahun 2015-2019 KKP menargetkan produksi perikanan sebesar 33,036 juta. Timbulnya berbagai permasalahan, dalam peningkatan produksi perikanan budidaya khususnya produksi ikan Nila (Oreochromis niloticus) salah satunya penyakit infeksi yang disebabkan oleh serangan bakteri. Aeromonas salah satu penyebab kegagalan dan kematian dalam usaha budidaya ikan Nila, penyakit ini menyebabkan kematian diatas 80% dalam waktu relatif singkat. Hal ini dikarenakan tingkat keganasan bakteri A. hydrophila sangat tinggi. Usaha dalam mengatasi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dilakukan dengan melakukan manajemen kesehatan ikan budidaya melalui pengendalian. Namun upaya yang dilakukan untuk pencegahan dan pengobatan yaitu dengan cara pemberian obat seperti antibiotic penggunaan antibiotik dikhawatirkan akan menimbulkan akumulasi residu serta meningkatkan pencemaran lingkungan sedangkan upaya pengendalian belum banyak digunakan dalam usaha budidaya ikan. Penggunaan tanaman obat dipercaya cukup efektif dan aman untuk menggantikan peran antibiotik. tanaman dapat menghasilkan aktivitas antibakteri yang dikenal sebagai fitofarmaka. Tanaman obat telah lama digunakan karena potensinya yang melimpah dan memiliki aktivitas antibakteri yang tidak kalah dari antibiotik. Salah satu tanaman obat yang memiliki aktifitas antibakteri adalah tanaman kratom (M. speciosa Korth). Tanaman kratom diketahui mengandung senyawa yang bersifat antibakteri antaranya alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenol dan triterpenoid. Bagian tanaman ini yang sering dimanfaatkan khasiatnya dalam beberapa penelitian adalah pada daun. Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan melalui dua tahapan, tahap 1, yaitu ekstraksi, fraksinasi dan karakterisasi fraksi terbaik ekstrak daun kratom (M. speciosa Korth) yang bersifat antibakteri terhadap A. hydrophila. Tahap 2, yaitu analisis kerusakan bakteri A. hydrophila yang diberi ekstrak terbaik daun kratom (M. speciosa Korth) dengan SEM, yaitu pemberian ekstrak daun kratom (M. speciosa Korth) pada ikan nila (O. niloticus) yang terinfeksi A. hydrophila skala laboratorium. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai September 2019 di Laboratorium Penyakit dan Kesehatan Ikan (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang), Laboratorium Kimia Organik (Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), Universitas Islam Negeri Malang) dan Laboratorium Farmasi (Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang). Laburatorium Materia Medica Batu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilakukan untuk menguji secara langsung hubungan variabel satu dengan variabel lain dan menguji suatu dugaan hubungan sebab-akibat dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Proses ekstraksi menggunakan tiga pelarut yaitu etanol 96%, Metanol 80% dan N-hexan yang bertujuan untuk mengetahui hasil terbaik dalam uji fitokimia dari ketiga pelarut tersebut. Fraksinasi menggunakan eluen N-hexan:etil asetat (7:3) untuk pengujian kromatografi kolom. Setelah itu dilakukan karakterisasi dengan instrumen UV-Vis dan FT-IR. Kemudian dilanjutkan pengujian in-vitro dilakukan pengujian MIC (Minimum Inhibitory Concentration),uji cakram dan uji SEM (scanning electron microscopy) ( Sedangkan uji in-vivo diamati gejala klinis ikan, kerusakan histopatologi insang ikan dan kelulushidupan ikan. Untuk kualitas air diuji pengamatan suhu, pH, dan oksigen terlarut. Hasil yang didapat yaitu ekstrak daun kratom menggunakan etanol 96% sebagai pelarut terbaik karena hasil uji fitokimia didapatkan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, fenol dan triterpenoid. Hasil dari fraksinansi ditemukan 5 fraksi ekstrak dan fraksi ke-1 didapatkan terbaik karena mampu menghambat pertumbuhan A. hydrophila dengan diameter zona hambat 15,57 mm. Melaluli uji UV-Vis, dan FTIR diketahui fraksi ke-1 mengandung senyawa fenol dan turunannya melalui daerah serapan dan gugus fungsi yang ditemukan dari grafik yang dianalisis. Hasil MIC didapatkan 62,5 ppm merupakan konsentrasi minimal untuk menghambat bakteri karena nilai absorbansinya mendekati kontrol positif. Hasil uji LC50 didapatkan 125 ppm sudah dikatakan toksik karena membunuh ikan sebelum 24 jam. Uji LD50 didapatkan 106 sebagai dosis untuk infeksi pada uji in-vivo. Hasil gejala klinis kerusakan-kerusakan pada bagian tubuh ikan nila seperti sirip terutama pada sirip ekor dan sirip dorsal, kerusakan tutup operkulum, insang memucat, sisik mengelupas, warna pucat dan beberapa bintik/bercak merah di sekitar tubuh ikan. Hasil analisa kelulushidupan didapatkan 65 ppm (perlakuan A) sebagai nilai terbaik yaitu 86,66%. Analisis histopatologi insang ditemukan kerusakan hiperflasia, nekrosis dan fusi lamella Melalui pengobatan didapatkan perlakuan A (65 ppm) dengan nilai terbaik sebagai dosis optimal, karena didapatkan nilai kerusakan paling rendah dibandingkan dari 2 perlakuan lainnya tanpa menyebabkan kematian yang tinggi pada ikan uji. Analisa kualitas air didapatkan suhu 22-26 0C pH 7-7,6; dan oksigen terlarut sebesar 4,3- vi 5,3 mg/L. Nilai-nilai tersebut masih dikatakan normal sebagai tempat hidup ikan nila.