Evaluasi Kerentanan Akuifer Menggunakan Metode Simple Vertical Vulnerability Berdasarkan Hasil Penyelidikan Geolistrik (Studi Kasus di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang)
Main Authors: | Rosalinda, Julia Putri, Dr.Ir. Hari Siswoyo, S.T., M.T., Ir. Sri Wahyuni., S.T.,M.T., Ph.D., IPM. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189938/1/175060407111032%20-%20JULIA%20PUTRI%20ROSALINDA.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189938/ |
Daftar Isi:
- Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang merupakan daerah yang sebagian besar wilayahnya dimanfaatkan untuk aktivitas pertanian dan aktivitas industri yang diduga berperan besar dalam produksi limbah di lokasi tersebut. Kondisi air tanah di Desa Sumberpasir diduga mengalami pencemaran akibat dari adanya kawasan industri dan kawasan pertanian. Industri yang pernah diadukan warga kepada pemerintah adalah PT. Sumber Naga Cemerlang yang memproduksi daur ulang kertas dianggap membuang limbahnya secara sembarangan dan mencemari lingkungan (BhirawaOnline diakses pada 21 April 2021). Menurut warga Desa Sumberpasir, indikasi pencemaran air di daerah tersebut dapat terlihat dari kondisi aliran sungai dan mata air di Desa Sumberpasir. Dalam penelitian ini digunakan metode SVV. Metode SVV merupakan pendekatan pemetaan kerentanan akuifer yang hanya dapat digunakan pada kondisi air tanah dangkal. Metode ini dapat dinilai memudahkan penelitian karena sangat cocok digunakan pada lokasi penelitian yang kurang ketersediaan data tanah atau batuan. Derajat vulnerabilitas pada metode SVV merupakan keefektivan perlindungan dalam batasan waktu transportasi advektif sehingga dapat dibilang bahwa metode ini identik dengan metode Hoelting (1995). Menurut DIN 19732 dalam Hendrayana (2011), terdapat tiga parameter yang harus dihitung sebagai nilai indeks metode SVV, yaitu: ketebalan zona tidak jenuh air, tingkat perkolasi, dan jenis material lapisan zona tidak jenuh air. Nilai dari masing-masing parameter didapatkan dari pengaruhnya terhadap waktu residen air perkolasi dalam zona tidak jenuh air. Dari ketiga nilai parameter yang didapatkan nantinya akan diperoleh nilai indeks SVV sebagai penilaian kerentanan akuifer. Selanjutnya nilai indeks SVV dipetakan menjadi sebaran kerentanan akuifer di lokasi penelitian dengan metode kriging menggunakan program Surfer Hasil penelitian menghasilkan lima jenis material litologi batuan hasil interpretasi dari penyelidikan geolistrik berdasarkan penyesuaian dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Lapisan dengan resistivitas terendah adalah lempung dengan nilai resistivitas 1 - 20 Ωm . Lapisan kedua merupakan tufa dengan nilai resistivitas 20 - 50 Ωm. Lapisan ketiga adalah tufa pasiran dengan nilai 50 Ωm - 150 Ωm. Lapisan ke empat adalah batu apung dengan nilai resistivitas 150 - 200. Lapisan kelima adalah breksi dengan nilai resistivitas di atas 200. Dari tiga parameter perhitungan SVV didapatkan nilai indeks SVV antara 54 yang diinterpretasikan memiliki kerentanan sedang hingga 76 yang diinterpretasikan memiliki kerentanan sangat rendah. Sehingga Desa Sumberpasir dinilai cenderung aman terhadap kerentanan akuifer. Berdasarkan nilai indeks SVV dapat digambarkan sebaran tingkat kerentanannya. Tingkat sangat rendah seluas 18,65% dari luas total Desa Sumberpasir, tingkat kerentanan rendah mendominasi dengan prosentase luas sebesar 60,03%, dan tingkat kerentanan sedang seluas 21,32%.