Evaluasi Dimensi dan Stabilitas Tanggul Kali Lamong di Kabupaten Gresik Jawa Timur

Main Authors: Lestari, Febby Sekar Dwi, r: Dr. Eng. Andre Primantyo H., ST., MT., Dr. Eng. Tri Budi Prayogo, ST., MT.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189916/1/175060400111012%20-%20Febby%20Sekar.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189916/
Daftar Isi:
  • Kali Lamong memiliki luas Daerah Aliran Sungai (DAS) sekitar 720 km2 yang berada di Propinsi Jawa Timur. Penggunaan daerah sempadan sebagai permukiman warga di sepanjang Kali Lamong turut menjadi penyebab banjir, padahal menurut Peraturan Menteri PUPR No. 28/PRT/M/2015, garis sempadan untuk sungai bertanggul di kawasan perkotaan minimal berjarak 5 meter dari kaki luar tanggul sepanjang alur sungai. Dampak dari meluapnya Kali Lamong dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai setiap tahunnya hal ini menyebabkan sawah, akses jalan raya, jalan pedesaan, dan sekolah terendam. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembuatan tanggul yang memenuhi syarat secara teknis menjadi sangat krusial demi menghindari bencana banjir yang lebih parah dan meluas. Pada kondisi banjir ekstrem dengan aliran sungai yang kuat, kejadian keruntuhan tanggul tanah akibat erosi (erosion) atau gerusan (scour) harus mendapatkan perhatian yang lebih serius. Maka perlu diketahui bagaimana kondisi tanah eksisting terhadap erosi atau gerusan, hal tersebut dapat dilakukan dengan pengujian erodibilitas dari Briaud et al. (2017) yang dilakukan pada tanah sesuai klasifikasi USCS untuk membuat grafik kerentanan terhadap erosi sesuai referensi dari Briaud (2008). Berdasarkan kondisi tanah eksisting daerah Kali Lamong dan variasi dimensi pada parameter studi ini diketahui bahwa pondasi tanah tanggul merupakan faktor paling penting dalam pengaruh kenaikan faktor keamanan sebuah tanggul. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi kondisi tanah yang paling aman/stabil untuk pembangunan tanggul adalah variasi I yaitu dengan tanah material timbunan c = 20 kPa; φ = 35° γ = γwet = 22 KN/m3 dan pondasi c = 6 kPa; φ = 15° γ = γwet = 16 KN/m3, variasi III yaitu dengan tanah material timbunan c = 18 kPa; φ = 30° γ = γwet = 16 KN/m3 dan pondasi c = 6 kPa; φ = 15° γ = γwet = 16 KN/m3 serta variasi V yaitu dengan tanah material timbunan c = 16 kPa; φ = 25° γ = γwet = 14 KN/m3 dan pondasi c = 6 kPa; φ = 15° γ = γwet = 16 KN/m3. Material pondasi dari ketiga variasi tersebut berupa tanah lunak dengan material timbunan bagus, sedang dan buruk, dengan variasi dimensi tinggi tanggul bagian dalam (water-side) 3 m dengan setiap variasi tinggi jagaan. Pada grafik evaluasi dapat diketahui pengaruh parameter kondisi tanah, geometrik, dan muka air terhadap nilai faktor keamanan tanggul eksisting Kali Lamong. Dari grafik evaluasi stabilitas tanggul eksisting Kali Lamong diketahui bahwa pada setiap parameter variasi kondisi tanah untuk sisi tanggul bagian dalam (water-side) mengalami kenaikan nilai faktor keamanan ketika tinggi tanggul bagian dalam (water-side) bertambah, sedangkan untuk sisi tanggul bagian luar (land- side) mengalami penurunan nilai faktor keamanan ketika tinggi tanggul bagian dalam (water- side) bertambah. Gerusan yang terjadi pada tanah eksisting kawasan Kali Lamong yang telah diuji pada Laboratorium Tanah Jurusan Teknik Pengairan menurut klasifikasi USCS bahwa tanah jenis CH masuk ke dalam kategori erodibilitas II – III (high until medium erodibillity) dan MH memasukki kategori erodibilitas III – IV (medium until low erodibility) sesuai dengan grafik Briaud (2008).