Studi Perbandingan Model Horton dan Model Philip Terhadap Laju Infiltrasi di DAS Lesti, Kabupaten Malang

Main Authors: Pramestiningrum, Novita, Dr. Eng. Donny Harisuseno, ST., MT., Jadfan Sidqi Fidari, ST., MT.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189817/1/165060401111025%20-%20Novita%20Pramestiningrum.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189817/
Daftar Isi:
  • DAS Lesti, Kabupaten Malang mempunyai permasalahan yang komplek terhadap kerusakan lahan, erosi, dan tanah longsor, fluktuasi debit sungai dan sedimentasi yang cukup tinggi disebabkan oleh bentuk topografinya sebagian besar berombak sampai bergelombang dan berbukit sampai bergunung dan besarnya intensitas curah hujan yang tinggi, selain itu DAS Lesti juga mengalami alih fungsi lahan yang besar akibat pesatnya pembangunan di era modern ini, sehingga mempengaruhi laju infiltrasi yang terjadi di DAS tersebut. Berdasarkan peristiwa tersebut, dilakukan studi untuk mengetahui besar laju infiltrasi menggunakan Model Horton dan Model Philip, kemudian didapatkan model yang memiliki prediksi paling sesuai dengan pengukuran di lapangan. Hal ini dilakukan guna mengetahui besar limpasannya dan juga sebagai upaya konservasi DAS Lesti. Pengambilan data infiltrasi berupa hubungan antara waktu dan besarnya penurunan air di titik-titik pengukuran menggunakan alat Double Ring Infiltrometer, kemudian nilai laju infiltrasi dihitung menggunakan Model Horton dan Model Philip. Selanjutnya, dari hasil yang diperoleh dari kedua model masing-masing akan dibandingkan dengan pengamatan laju infiltrasi di lokasi studi untuk melihat kesesuaiannya dengan menggunakan proses uji validasi. Uji validasi yang dilakukan menggunakan NSE, Koefisien Determinasi, Kesalahan Relatif, MAE dan RMSE. Dari hasil uji validasi diambil model yang paling sesuai diterapkan di lokasi studi. Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan menunjukkan bahwa laju infiltrasi terbesar pada titik 4 dan titik 11 yaitu sebesar 15,0 mm/menit, berdasarkan klasifikasi U.S. Soil Conservation, termasuk dalam kategori cepat. Sedangkan hasil terendah yaitu pada titik 12, dengan nilai sebesar 4,0 mm/menit, berdasarkan klasifikasi U.S. Soil Conservation, termasuk dalam kategori agak cepat. Untuk perhitungan laju infiltrasi menggunakan Model Horton dan Model Philip, didapatkan hasil bahwa pada semua titik nilai infiltrasi awal dan akhir yang dimiliki model Horton lebih mendekati nilai lapangan. Kemudian untuk hasil analisis uji validasi yang telah dilakukan untuk kedua model yang digunakan, didapatkan bahwa model perhitungan yang dianggap cocok adalah Model Horton. Laju infiltrasi model Horton menggambarkan bahwa model ini lebih mendekati laju infiltrasi pengukuran, sehingga lebih dapat digunakan untuk mengestimasi infiltrasi di lapangan dibandingkan dengan model Philip.