Pengaruh Tinggi Kerucut Terhadap Fatigue Crack Growth Rate Pada Sambungan Las Gesek A6061 One-Sided Chamfer

Main Authors: Soesilodewo, Jovidianto, Dr.Eng. Yudy Surya Irawan,, ST.,M.Eng., Moch. Syamsul Ma’arif, ST.,MT.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189776/1/175060200111038%20-%20JOVIDIANTO%20SOESILODEWO.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189776/
Daftar Isi:
  • Fatigue adalah kecenderungan logam untuk patah jika menerima tegangan secara berulang-ulang atau beban dinamis. Logam yang dikenai tegangan berulang akan rusak pada tegangan yang jauh lebih rendah dibanding yang dibutuhkan untuk menimbulkan perpatahan pada penerapan beban tunggal. Kegagalan yang terjadi pada keadaan beban dinamis disebut kegagalan lelah atau fatigue failures. Pada penelitian ini aluminium digunakan karena merupakan salah satu logam yang sering digunakan dalam proses manufaktur dikarenakan mudah dibentuk, tahan korosi, dan memiliki densitas yang rendah. Penelitian ini meneliti tentang laju perambatan retak pada hasil las gesek dengan metode Continous Drive Friction Welding terhadap alumunium A6061. Las gesek merupakan salah satu metode pengelasan yang cocok untuk aluminium yang mempunyai konduktivitas termal yang tinggi. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan variasi tinggi kerucut pada sisa diam spesimen las gesek, kemudian dikenakan gaya tekan sebesar 55 bar sampai memenuhi burn-off length (BOL) sebesar 3 mm, lalu dikenakan upset force sebesar 400 bar selama 60 detik. Kemudian hasil spesimen las diproses menjadi spesimen uji lelah sesuai dengan standar ASTM. Spesimen lelah diuji dengan mesin cantilever rotary bending fatigue test dengan kecepatan putar 1400 rpm dan beban 742 gf. Pada penelitian ini didapatkan nilai konstanta laju perambatan retak lelah variasi tinggi kerucut 0 mm, C=3.04x10-8 mm/siklus (MPa√m)m dan m=2.161; tinggi kerucut 2 mm dengan konstanta C=7.17x10-9 mm/siklus (MPa√m)m dan m=2.633; tinggi kerucut 3 mm dengan konstanta C=5.35x10-9 mm/siklus (MPa√m)m dan m=2.685; dan tinggi kerucut 4 mm dengan konstanta C=2.44x10-9 mm/siklus (MPa√m)m dan m = 2.918. Nilai konstanta laju perambatan retak lelah terendah terdapat pada variasi tinggi kerucut 4 mm. Ini disebabkan karena pada tinggi kerucut 4 mm memiliki kontak area gesek awal yang lebih kecil daripada variasi lainnya sehingga adanya penambahan gaya dari spesimen las dan heat input semakin kecil sehingga membuat kekuatan tarik material semakin tinggi karena pembentukkan ikatan yang baik pada interface dan konstanta laju perambatan retak lelah yang lebih kecil.