Sensitivitas Kelayakan Ekonomi Perencanaan IPAL Menggunakan Metode Stokastik pada Tambak Udang Vanamei Di Kota Probolinggo
Main Authors: | Rizky, Moch., Dr.Ir.Ussy Andawayanti, MS., IPM., Rahmah Dara Lufira, ST.,MT. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189772/1/165060400111015%20-MOCH%20RIZKY.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189772/ |
Daftar Isi:
- Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi sumberdaya perikanan dan kelautan cukup besar. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Probolinggo (2012), komoditas yang banyak dibudidayakan di tambak Kabupaten Probolinggo, adalah bandeng dan udang vanamei baik secara monokultur maupun polikultur. Air buangan dari tambak berpotensi mencemari lingkungan. Supaya air hasil buangan dari tambak tersebut aman sebelum dibuang ke laut maka perlu dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Untuk mengetahui layak atau tidaknya pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tersebut maka perlu dianalisis dari segi kelayakan ekonominya dengan Metode Stokastik. Analisa ekonomi dalam kegiatan studi pengembangan proyek sumberdaya air sudah merupakan suatu hal yang rutin. Ketika pada tahap feasibility study proyek tersebut dianggap layak, artinya memenuhi semua parameter benefit-cost yang ditetapkan, maka dapat dilakukan tahapan detail design dan dilanjutkan pelaksanaan kegiatan. Pada tahap Project Completion Report Analisa ekonomi dilakukan untuk membandingkan hasil output proyek dengan perkiraan kelayakan proyek. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dideskripsikan bahwa jumlah total benur Udang Vaname yang dapat dibudidayakan 100 ekor/m2. Dengan luasan kolam produksi beroprasi 1.700 m2 benur yang dibudidayakan 170.000 ekor satu kali penen. Dengan total anggaran investasi untuk pembangunan IPAL yaitu Rp 52.149.000. Biaya tersebut diperoleh dari hasil panen udang setiap tahunnya. Dengan 1 kolam tambak udang vaname didapatkan keuntungan sebesar Rp. 378.000.000. Biaya Operasi dan Pemeliharaan selama setahun yaitu Rp. 109.900.000. Berdasarkan perhitungan yang telah di rancang, dapat disarankan untuk menggunakan Alternatif 1 dengan 1 kolam produksi dan 1 kali panen dalam setahun. Dikarenakan keuntungan bersih tiap tahun terbesar yaitu Rp 297.400.694 , payback periode yang singkat yaitu 1 tahun, B/C sebesar 2,12, NPV Rp 2.061.552.086 , Internal Rate of Return 38,49 % dan analisis sensitivitas dari semua kondisi layak.