Hubungan Riwayat Atopi dengan Kejadian Erupsi Obat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Main Authors: Zen, Dhiya’ Fathiyyah, dr. Anggun Putri Yuniaswan, Sp.KK,, dr. Ristiawan Muji Laksono, Sp.An.KMN, FIPP
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189752/1/Dhiya%27%20Fathiyyah%20Zen.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189752/
Daftar Isi:
  • Obat merupakan zat yang digunakan untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan, dan menyembuhkan penyakit. Obat harus diberikan dalam dosis yang tepat. Meskipun demikian, tubuh juga dapat memberikan respon abnormal terhadap pemberian obat walaupun sudah dalam dosis yang tepat, respon abnormal ini biasa disebut dengan istilah erupsi obat. Erupsi obat diklasifikasikan berdasarkan mekanismenya, yaitu hipersensitivitas tipe I, II, III, dan IV. Hipersensitivitas tipe I melibatkan IgE, hipersensitivitas tipe II melibatkan IgG dan IgM di jaringan, hipersensitivitas tipe III melibatkan IgG dan IgM di vaskuler, dan hipersensitivitas tipe IV melibatkan sel T. Sementara itu, istilah “atopi” merupakan istilah untuk menjelaskan sekumpulan penyakit pada seseorang yang memiliki riwayat alergi dan hipersensitivitas melalui IgE. Erupsi obat yang terjadi melalui hipersensitivitas tipe I dan atopi memiliki mekanisme yang sama, yaitu keterlibatan IgE sehingga memungkinkan adanya hubungan riwayat atopi dengan kejadian erupsi obat. Akan tetapi, hubungannya masih menjadi perdebatan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menganalisis hubungan riwayat atopi degan kejadian erupsi obat. Penelitian tersebut berjenis observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional menggunakan data sekunder berupa rekam medis yang selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Fisher’s Exact dengan taraf p-value = 0,05 dan diperoleh p-value = 0,017. Oleh karena p-value < 0,05, maka hal ini menunjukkan kedua variabel berhubungan secara signifikan. Selain itu, diperoleh odds ratio = 3,906, menunjukkan pasien dengan riwayat atopi memiliki risiko lebih tinggi mengalami erupsi obat tipe I.