Pengaruh Tebal Selimut Beton terhadap Bond Slip Strength antara Tulangan Bambu dan Beton

Main Authors: Mukhsith, Gusti Dhaffa, Ir. Christin Remayanti Nainggola, N.S.T.,M.T., Dr.Eng.Ir.. Indradi Wijatmiko, S.T.,M.Eng.(Prac)
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189602/1/175060100111014%20-%20GUSTI%20DHAFFA%20MUKHSITH.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189602/
Daftar Isi:
  • Beton bertulang merupakan komponen struktur yang paling sering digunakan pada pekerjaan konstruksi. Hal ini dikarenakan, beton bertulang merupakan material yang dapat bekerja dengan baik dalam menahan gaya-gaya yang bekerja. Beton bertulang terdiri dari beton yang menahan gaya tekan dan tulangan baja yang menahan gaya tarik. Kebutuhan pada dunia konstruksi terhadap baja berbanding terbalik dengan kesediaan barang terhadap baja itu sendiri. Baja terbuat dari material-material alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga akan habis nantinya jika digunakan secara terus menerus. Di lain sisi, terdapat material yang juga tidak kalah kuat seperti baja dalam menahan gaya tarik yaitu bambu. Dengan biaya yang lebih murah dari baja dan mempunyai pertumbuhan yang begitu cepat. Akan tetapi dalam pengaplikasian bambu menjadi tulangan pada beton masih belum sempurna. Permasalahannya yaitu belum maksimalnya kekuatan lekat dan pola keruntuhan didominasi oleh keruntuhan akibat slip antara tulangan bambu dan beton. Pemasangan cable ties stainless steel pada tulangan bambu perlu dicoba untuk meningkatkan kekuatan lekat antara tulangan bambu dan beton sebagai menambah tahanan gelincir (slip) disepanjang tulangan bambu. Selain itu, ketebalan beton yang ada disekeliling tulangan dapat menjadi faktor dalam penyaluran gaya tarik radial beton yang disebabkan oleh gaya tarik dari tulangan. Pada penelitian ini dilakukan persiapan seperti pembuatan tulangan bambu dengan dimensi 10 × 10 × 200 mm, yang sudah dilapisi sikadur, pasir, dan pemasangan cable ties stainless steel dengan jarak 50 mm. Pembuatan bekisting benda uji dengan dimensi 150 × 150 × 350 mm. Proporsi material yang digunakan memakai perbandingan 1 : 2.1 : 3.1 dengan rincian semen : agregat halus : agregat kasar dan air 0.52. Selanjutnya jika beton sudah jadi, tulangan bambu dipasang dengan jarak tebal selimut beton 7.5 cm, 5 cm, dan 2.5 cm. Benda uji yang sudah jadi, dilakukan curing dengan ditutup karung goni basah selama 7 hari. Benda uji yang siap untuk dilakukan pengujian harus mempunyai umur 28 hari supaya memiliki kekuatan maksimal. Pengujian pada penelitian ini menggunakan alat universal testing machine. Alat ini menghasilkan sebuah grafik perbandingan antara beban dan perpanjangan. Grafik tersebut diolah sehingga memiliki nilai kekuatan lekat dari masing-masing benda uji. Nilai kekuatan lekat ini berasal dari perhitungan nilai beban maksimum yang dicapai oleh masing-masing benda uji pada saat pengujian. Nilai kekuatan lekat ini dibandingkan antara masing-masing variabel sehingga dapat dilihat perbedaannya. Pengaruh tebal selimut beton terhadap kekuatan lekat antara tulangan bambu dan beton menunjukan perbedaan kekuatan lekat di setiap variabel yang diuji. Kekuatan lekat pada variabel tebal selimut beton dipengaruhi oleh pentransferan gaya pada beton yang bersinggungan dengan tulangan bambu dan meneruskan gaya tersebut ke beton-beton sekelilingnya.Selain itu, dilihat juga pola keruntuhan yang terjadi pada masing-masing benda uji.Pola keruntuhan yang terjadi pada benda uji di setiap variabel terdapat bamboo failure of node yaitu kerusakan pada bambu, concrete cone failure yaitu terjadi kerusakan pada beton di sekitar tulangan bambu, dan bond slip failure yaitu terjadinya keruntuhan tanpa adanya tanda-tanda. Pola pada grafik di 3 variabel tebal selimut beton tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Pada variabel tebal selimut beton 2.5 cm memiliki nilai yang paling besar dengan kekuatan lekat sebesar 7.07 Mpa. Pada variabel tebal selimut beton 5 cm memiliki nilai kekuatan lekat paling kecil dengan 5.39 Mpa. Dan tebal selimut beton 7.5 mempunyai nilai kekuatan lekat sebesar 6.65 Mpa. Hal ini terjadi dikarenakan pada tebal selimut beton 7.5 cm dan 5 cm terdapat pola keruntuhan bamboo failure of node sehingga pada perhitungan kekuatan lekat di variabel disebut tidak optimal.