Pemilihan Pemasok dan Alokasi Pembelian Bahan Baku Green Bean Kopi Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process dan Greedy Knapsack Algorithm pada UKM Kopi Sido Luhur - Malang

Main Authors: Medina, Shavira, Wike Agustin P. D.,, STP. M.Eng., Ph.D, Arif Hidayat,, STP, M.AIT, Ph.D
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189567/1/175100307111020%20-%20SHAVIRA%20MEDINA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189567/
Daftar Isi:
  • Peningkatan konsumsi kopi diakibatkan oleh peningkatan budaya minum kopi di Indonesia beberapa tahun terakhir. Hal tersebut sebanding dengan produksi kopi di Indonesia yang tinggi. Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia, dengan jumlah produksi sebanyak 685.980.000 Kg pada tahun 2019 (ICO, 2021). Salah satu produsen yang memanfaatkan hasil perkebunan kopi di Malang adalah UKM Kopi Sido Luhur. UKM Kopi Sido Luhur merupakan pelaku usaha yang berlokasi di Bangelan, Kab. Malang. UKM ini memanfaatkan bahan baku greenbean jenis robusta. Bahan baku didapatkan dari pemasok yang tidak tetap, waktu dan jumlah pembelian yang tidak direncanakan, dan dengan harga yang selalu berubah. Sistem pembelian bahan baku yang tidak pasti akan memengaruhi biaya yang dikeluarkan akan berubah-ubah. Dengan permasalahan UKM yang ada sehingga tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk memberikan alternatif pemasok dan jumlah alokasi pembelian bahan baku pada setiap pemasok sesuai dengan kebutuhan UKM Kopi Sido Luhur. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) dan Greedy Knapsack Algorithm. FAHP digunakan pada alternatif pemilihan pemasok sedangkan greedy knapsack algorithm digunakan untuk alokasi jumlah pembelian bahan baku pada masing masing alternatif pemasok. Pemilihan dari kedua metode tersebut karena, fuzzy AHP akan mengelola berbagai kriteria dan subkriteria yang kompleks menghasilkan bobot peringkat pemasok yang akan diolah dengan metode greedy knapsack algorithm menggunakan strategi maksimasi total value of purchasing (TVP) untuk memilih pemasok dan alokasi pembelian bahan baku. Berdasarkan hasil FAHP maka terdapat kriteria dan subkriteria yang akan dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok. Kriteria harga mempunyai subkriteria biaya pembelian dan potongan harga, kriteria komunikasi mempunyai subkriteria kemudahan komunikasi, kecepatan respon, dan kesan. Kriteria kualitas memiliki subkriteria spesifikasi yang sesuai dan terdapat produk reject. Kriteria histori kerja memiliki subkriteria kinerja masa lalu dan jangka waktu kerja sama. Kemudian, hasil alokasi pembelian bahan baku oleh Greedy knapsack algorithm dapat mengurangi biaya pembelian bahan baku dengan selisih Rp52.000.000. Hal tersebut terjadi karena pengurangan frekuensi pembelian dengan bahan baku dapat dibeli pada 1-4 pemasok dengan mempertimbangkan banyaknya kebutuhan pembelian bahan baku. Pada hasil alokasi pembelian bahan baku di beli kepada pemasok P5, P3, P6, dan P2. Jumlah pembelian pada setiap pemasok selama 24 bulan adalah P5 sebanyak 22.021 Kg, P3 sebanyak 6.294 Kg, P6 sebanyak 537 Kg, dan P2 sebanyak 3.593 Kg. Jumlah alokasi pembelian bahan baku dapat berbeda setiap periode