Kolaborasi Stakeholders Dalam Pengembangan Industri Kerajinan Manik-Manik (Studi Di Desa Plumbon Gambang Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang)
Main Authors: | Zhafira, Wahyu, Mochamad Rozikin, Dr. Drs., M.AP, Andhyka Muttaqin, S.AP.,M.PA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189566/1/135030801111019%20-%20Rizky%20Ari%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189566/ |
Daftar Isi:
- Kabupaten Jombang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki beragam sentra industri di dalamnya. Tercatat dalam BPS tahun 2018, Jombang memiliki 160 sentra industri kecil dan menengah, 4.432 unit usaha, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 11.928 tenaga kerja. Salah satu usaha kecil yang berhasil menembus pasar internasional adalah manik-manik kaca. Pada tahun 2010 industri kerajinan manik-manik kaca telah berpartisipasi dalam konferensi manik-manik dunia bernama Borneo International Beads Conference. Meskipun telah mendunia namun, industry kerajinan manik-manik harus terus dikembangkan agar tetap terjaga eksistensinya dan tetap menjadi umkm unggulan di kabupaten Jombang. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin menggali bagaimana proses kolaborasi antar stakeholders dalam pengembangan industry kerajinan manik- manik di Desa Plumbon Gambang Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang?, selain itu penulis juga ingin menggali faktor penghambat dan faktor pendukung dari kolaborasi antar stakeholders dalam mengembangkan industry kerajinan manik- manik di Desa Plumbon Gambang Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penulis menggunakan lima kunci kolaborasi menurut Roberts sebagai focus untuk melihat bagaimana proses kolaborasi antar stakeholder berlangsung. Penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman. Penelitian ini menemukan bahwa kolaborasi yang dilakukan dalam pengembangan industry kerajinan manik-manik lebih banyak dilakukan kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah desa, dan masyarakat. Proses kolaborasi yang dibangun pun cukup baik sehingga industri kerajinan manik- manik tetap hidup hingga saat ini. Faktor pendukung tersebut antara lain, (a) adanya wadah bagi para pengrajin manik manik yaitu Asosiasi Pengrajin Manik- Manik dan Aksesoris (APMA), (b) adanya dukungan penuh dari pemerintah desa. Selain itu yang menjadi faktor penghambat dalam proses kolaborasi adalah (a) Sifat pengrajin yang materialistis (b) proses pembangunan secretariat kelompok pengrajin manik-manik