Uji Potensi Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa

Main Author: Ardani, Muhammad Rahmat
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189511/1/Muhammad%20Rahmat%20Ardani.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189511/
Daftar Isi:
  • Pseudomonas aeruginosa termasuk salah satu bakteri oportunistik patogen yang menyebabkan penyakit infeksi yang ditemukan di rumah sakit baik akut atau kronik yang menjadi permasalahan di dunia dan termasuk salah satu sebab tingginya angka sakit dan angka kematian (Morbidity atau mortality). Untuk mengobati penyakit infeksi diperlukan pemberian antibiotik yang kompatibel dengan mikroba yang menginfeksi tubuh pasien. Dengan meningkatnya tingkat resistensi obat yang tersedia, maka diperlukan adanya alternatif obat yang tersedia terutama dari bahan-bahan alami Salah satu bahan herbal yangxmudah didapat dan memiliki potensixantimikroba adalah daun pegagan (Centella asiatica) karena mengandung bahan aktifxsaponin, flavonoid, dan tanin. Tujuan darixpenelitian adalah untuk mengetahui potensi ekstrak daunxpegagan (Centella asiatica) terhadap Pseudomonas aeruginosa secara in vitro. Metode yang digunakan adalah difusi sumuranxdengan konsentrasi ekstrak daun pegaganxsebesar 12.5%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dengan pengulanganxsebanyak empat kali untuk tiap konsentrasi. Hasilxpenelitian menunjukkan bahwa zona inhibisixterbentuk pada semua konsentrasixtersebut. Pada uji statistik menggunakan One Way ANOVA Test hasil yang diperoleh menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05) maka terdapat pengaruh yang signifikan dari perubahan konsentrasi ekstrak daun pegagan terhadap diameter zona inhibisi. Uji korelasi Spearman menunjukkan arah korelasi yang berarti bahwa semakin besar konsentrasi yang diberikan, maka semakin besar zona inhibisi yang terbentuk. Dapatxdisimpulkan bahwa ekstrak daun pegaganxmemiliki efekxantimikroba terhadap Pseudomonas aeruginosa secara in vitro.