Respon Cacing Tubifex Terhadap Limbah Yang Mengandung Merkuri

Main Author: Widiastuti, Irawati Mei
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189461/1/IRAWATI%20MEI%20WIDIASTUTI.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189461/
Daftar Isi:
  • Limbah pengolahan emas di Desa Kejapanan Pasuruan menghasilkan limbah yang mengandung merkuri dan dibuang ke perairan. Merkuri adalah logam berat yang sangat toksik bagi organisme perairan terdegradasi sehingga terakumulasi dalam tubuh cacing. Salah satu organisme di perairan tersebut adalah cacing Tubifex, termasuk Annelida (Oligochaeta) famili Naididae yang tahan terhadap polusi dan menjadi organisme akuatik terakhir yang hilang dari ekosistem perairan ketika pencemaran meningkat. Berdasarkan efek paparan merkuri terhadap organisme, diperlukan informasi berkaitan dengan respon cacing Tubifex terhadap merkuri pada perairan yang tercemar. Tujuan umum penelitian adalah menganalisis respon cacing Tubifex dalam limbah perairan yang mengandung merkuri. Tujuan khusus penelitian adalah 1) Mengidentifikasi kualitas lingkungan pada aliran pembuangan limbah industri yang mengandung merkuri, 2) Menentukan konsentrasi merkuri yang dapat ditoleransi oleh cacing Tubifex.; 3) Menganalisis efek paparan merkuri terhadap kondisi histologi dan respon cacing Tubifex. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan (teoritis) dan bagi masyarakat (praktis). Penelitian dilaksanakan di laboratorium, pengambilan sampel dilakukan di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan dari bulan Agustus 2018 sampai Mei 2018. Pengujian kualitas air, logam berat, preparasi dan pengamatan preparat dilakukan di Laboratorium di lingkungan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap I. Kajian kualitas lingkungan; Tahap II. Penentuan toleransi konsentrasi merkuri pada Tubifex; Tahap III. Analisis dampak paparan merkuri pada Tubifex. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Metode penetapan konsentrasi merkuri menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), pewarnaan Hemotoxilyn Eosin (HE) untuk histologi, dan SEM/EDX untuk mengetahui morfologi dan konsentrasi merkuri, metode ELISA untuk menentukan kadar MT, metode spektrofotometri untuk menentukan kadar ROS, sedangkan penentuan kadar SOD, CAT dan GPx menggunakan kit. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mendeskripsikan kualitas lingkungan dan menjelaskan efek paparan merkuri pada Tubifex, selain itu digunakan juga analisis probit untuk memperoleh nilai LC50 48jam. Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa logam merkuri yang terkandung di perairan di lokasi penelitian telah melebihi ambang batas maksimum yang direkomendasikan. Konsentrasi logam yang tertinggi pada saluran air limbah. Logam tersebut terkandung di dalam air, sedimen dan pada cacing Tubifex. Konsentrasi logam yang terkandung di dalam sedimen lebih tinggi daripada konsentrasi logam di air dan Tubifex. Konsentrasi logam yang terkandung di dalam air, sedimen dan cacing saling berkorelasi positif. Kadar MT yang terdapat pada cacing Tubifex berkorelasi positif dengan konsentrasi logam pada cacing. Kadar superoksid dismutasi (SOD) pada konsentrasi logam yang tinggi mengakibatkan aktivitas SOD pada Tubifex tinggi. Tahap II menunjukkan bahwa Tubifex mampu mentoleransi merkuri, pada uji toksisitas akut diperoleh LC50 48 jam sebesar 83,16 μg/L. Konsentrasi merkuri berkorelasi positif dengan mortalitas Tubifex, artinya apabila konsentrasi merkuri tinggi menyebabkan persentase mortalitas cacing meningkat. Selain itu, konsentrasi merkuri pada media berkorelasi positif dengan konsentrasi merkuri dalam tubuh Tubifex, apabila konsentrasi merkuri di tinggi maka konsentrasi merkuri dalam tubuh cacing tinggi pula. Tahap III menunjukkan bahwa kadar MT pada uji akut dan subkronis terlihat pada perlakuan konsentrasi merkuri yang tinggi mengakibatkan konsentrasi merkuri pada Tubifex tinggi pula. Aktivitas ROS, SOD, CAT dan GPx pada uji akut dan subkronis menunjukkan kecenderungan dengan konsentrasi merkuri yang tinggi menyebabkan aktivitas SOD, CAT dan GPx meningkat. Cacing Tubifex yang dipapar HgCl2 menunjukkan gerakan yang sangat aktif, mengeluarkan lendir yang lebih banyak dan setiap individu saling terpisah. Selain itu, cacing yang dipapar merkuri menunjukkan proses fragmentasi yaitu proses terpisahnya tubuh cacing menjadi dua bagian. Paparan merkuri menyebabkan perubahan dan kerusakan setae pada tubuh Tubifex. Pada paparan merkuri (subkronis) menunjukkan terjadinya kerusakan setae yaitu setae patah. Kerusakan juga terjadi pada sel-sel epidermis dan sel-sel chloragogen pada bagian usus cacing. Kebaharuan dari penelitian ini adalah berdasarkan parameter penelitian (MT, ROS, SOD, CAT, GPx, Histologi) bahwa cacing Tubifex mampu bertahan hidup pada lingkungan perairan yang tercemar merkuri dengan konsentrasi 41,58 μg/L.