Analisis Efisiensi Teknis Multi-Stage Menggunakan Data Envelopment Analysis (Dea) Dan Regresi Tobit Pada Usahatani Bawang Merah, Studi Kasus Di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur
Main Authors: | Winarso, Ryan Hartono, Dr.Ir. Syafrial,, MS, Wiwit Widyawati,, SP, MP. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189449/1/155040101111018%20-%20Ryan%20Hartono%20W.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189449/ |
Daftar Isi:
- Komoditas bawang merah merupakan salah satu komoditas nasional yang mulai ditingkatkan oleh Dinas Pertanian. Data yang ada pada Statistik Pertanian menyatakan bahwa komoditas bawang merah mencapai 1.446.860 ton, dimana produksi tersebut adalah nilai tertinggi pada tahun 2016, diikuti dengan komoditas kentang (1.213.038 ton) dan cabai besar (1.045.587 ton), (Kementerian Pertanian, 2017). Sektor pertanian sebagai produsen bawang merah memerlukan strategi khusus untuk meningkatkan produktifitas bawang merah agar dapat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penurunan produktifitas yang setiap tahunnya memberikan gambaran bahwa produksi bawang merah masih perlu diketahui penyebab dan solusinya (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2016). Kota Batu yang terletak di Jawa Timur memiliki produktifitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan produksi nasional sehingga menarik untuk diteliti (Badan Pusat Statistik Kota Batu, 2018). Analisa mengenai penggunaan input dan minimalisasinya diperlukan agar dapat melakukan budidaya bawang merah secara efisien. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui biaya, penerimaan, pendapatan dan produksi dari usahatani bawang merah di daerah penelitian, (2) Menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis usahatani bawang merah, dan (3) Menganalisis pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis usahatani bawang merah. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, yaitu Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu yang merupakan pusat produksi bawang merah. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random sampling. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Yamane dalam Singh (2014) menghasilkan jumlah sampel (n) sebanyak 40. Analisis data pertama adalah analisis usahatani yang dilakukan dengan menghitung biaya tetap, biaya variabel, penerimaan dan pendapatan usahatani. Adapun analisis lanjutan yang dilakukan adalah analisis efisiensi teknis Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengetahui faktor-faktor produksi (luas lahan, benih, pupuk kimia, pupuk kandang, pestisida cair, pestisida padat dan tenaga kerja) yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis, nilai efisiensi teknis yang didapatkan dari analisis DEA kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan regresi Tobit untuk mengetahui faktor sosial ekonomi apa (umur petani, pendidikan, pengalaman usahatani, jumlah anggota keluarga yang tidak bekerja dan status kepemilikan lahan) yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis. Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Usahatani bawang merah di Desa Torongrejo tergolong menguntungkan karena biaya ii produksi lebih rendah apabila dibandingkan dengan penerimaan petani, rata-rata penerimaan petani responden per hektar adalah Rp.129.416.400,- dengan total biaya variabel per hektar sebesara Rp. 60.843.115,- , dan biaya tetap per hektar sebesar Rp. 1.337.400,- sehingga didapatkan keuntungan sebesar Rp. 67.235.885,-. (2) Rerata tingkat efisiensi teknis usahatani bawang merah dapat dilihat dari tiga nilai skala, yaitu: (a) Nilai DEA asumsi constant return to scale (model CCR) dengan nilai 87,7 persen. (b) Nilai DEA asumsi variable return to scale (model BCC) dengan nilai 99 persen, dan (c) efisiensi skala (scale efficiency/SE) 88,6 persen, ketiga nilai tersebut mengindikasikan adanya inefisiensi produksi dalam usahatani bawang merah di Desa Torongrejo. (d) Nilai slack/pengurangan faktor produksi yang didapatkan dengan metode analisis DEA-VRS yaitu: luas lahan dengan nilai 0,018 ha, penggunaan benih dengan nilai 26,617 kg, pupuk kandang dengan nilai input slack sebesar 60,441 kg, pestisida cair dengan nilai pestisida padat dengan nilai 0,451 kg, dan tenaga kerja dengan nilai slack sebesar 4,948 HOK. (3) Faktor-faktor sosial ekonomi yang secara signifikan dan positif mempengaruhi efisiensi teknis usahatani adalah pendidikan formal dan pengalaman usahatani, sedangkan faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh signifikan dan negatif adalah status kepemilikan lahan dan faktor sosial ekonomi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi teknis usahatani adalah umur petani dan jumlah anggota keluarga. Saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Analisis efisiensi teknis yang telah dilakukan pada penelitian ini dapat digunakan oleh petani dan instansi lain untuk mengetahui faktor produksi yang dapat dikurangi dan mengetahui produksi yang efisien, (2) Faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap efisiensi teknis usahatani dapat digunakan sebagai acuan untuk instansi bidang pertanian agar dapat menggunakan program-program yang dapat meningkatkan kualitas SDM petani melalui peningkatan mutu pendidikan dan penyuluhan pertanian untuk generasi petani yang berikutnya.