Analisis Energi Panas Distilator Surya Tipe Piramida Bak Tunggal dengan Variasi Penempatan Batu Alor Sebagai Penyimpan Panas
Main Authors: | Rohmah, Ulvatul, Dr. Ir. Gunomo Djoyowasito,, MS, Prasetyo,, STP, M.Si |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189412/1/175100200111009%20-%20ULVATUL%20ROHMAH.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189412/ |
Daftar Isi:
- Indonesia memiliki sumberdaya laut yang sangat melimpah, ironinya masih ada beberapa tempat yang mengalami kekurangan air terutama mengenai ketersedian air bersih. Salah satu upaya penyediaan air bersih adalah dengan memanfaatkan air laut kemudian diolah menjadi air tawar dengan teknik penyulingan (distilasi) menggunakan energi surya. Inovasi dari penelitian ini adalah penambahan batu alor sebagai penyimpan panas matahari dengan letak batu alor yang berbeda pada kedua alat distilator. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mekanisme perpindahan energi panas dan menghitung efisiensi dari distilator surya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Parameter yang diukur meliputi suhu atap bagian dalam dan luar, suhu dinding bagian dalam dan luar, suhu lingkungan, suhu ruang, suhu air laut, suhu basin, suhu batu alor, intensitas cahaya, kelembaban udara lingkungan dan ruang evaporasi, kecepatan angin, titik embun udara, tekanan udara, dan jumlah air tawar hasil distilasi. Pengambilan data dilakukan setiap satu jam sekali mulai pukul 08.00-20.00 WIB selama tiga hari. Parameter penelitian digunakan untuk menentukan mekanisme perpindahan energi pada distilator yang meliputi perpindahan panas internal dan eksternal, kehilangan panas total, kebutuhan panas, efisiensi teoritis dan aktual pada distilator. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata suhu pada distilator dengan batu alor di bawah wadah bahan lebih besa dibanding distilator dengan batu alor di dalam wadah bahan. Jumlah akumulasi produksi air tawar selama tiga hari pada distilator dengan batu alor di dalam wadah bahan sebesar 973 ml dan pada distilator dengan batu alor di bawah wadah bahan sebesar 1314,5 ml. Perpindahan panas internal maksimum pada distilator dengan batu alor di wadah bahan dengan panas evaporasi, radiasi, konveksi, dan konduksi yaitu sebesar 10,9 W/m2, 7,9 W/m2, 1,36 W/m2, dan 0,29 W/m2. Sedangkan pada distilator dengan batu alor di bawah wadah bahan, didapatkan panas evaporasi, radiasi, konveksi, dan konduksi yaitu sebesar 16,17 W/m2, 10,3 W/m2, 1,97 W/m2 dan 0,34 W/m2. Perpindahan panas eksternal maksimum pada distilator dengan batu alor di wadah bahan diperoleh rata-rata nilai panas radiasi dan konveksi tertinggi sebesar 80,02 W/m2 dan 50,23 W/m2. Sedangkan pada distilator dengan batu alor di bawah wadah bahan didapatkan panas radiasi dan konveksi tertinggi sebesar 81,97 W/m2 dan 59,53 W/m2. Jumlah kehilangan panas total selama tiga hari pengamatan pada distilator dengan letak batu di dalam wadah bahan sebesar 145,28 W dan untuk pada distilator dengan letak batu di bawah wadah bahan sebesar 173,2 W. Jumlah kebutuhan panas selama tiga hari pengamatan pada distilator dengan letak batu di dalam wadah bahan sebesar 5609,76 kJ dan untuk pada distilator dengan letak batu di bawah wadah bahan sebesar 6342,96 kJ. Pada distilator dengan batu alor di dalam wadah bahan didapatkan efisiensi teoritis dan aktual tertinggi yaitu sebesar 2,16% dan 47,61%. Sedangkan pada distilator dengan batu alor di bawah wadah bahan didapatkan efisiensi teoritis dan aktual tertinggi yaitu sebesar 2,99% dan 42,44%