Strategi Pengembangan Usaha Bumdes Raharjo “Lumbung Strawberry” Di Desa Pandanrejo Kota Batu

Main Authors: Wahdini, Nadia Laila, Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan,, MS., Febriananda Faizal,, SP., MP.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/189325/1/175040107111041%20-%20NADIA%20LAILA%20WAHDINI.pdf
http://repository.ub.ac.id/189325/
Daftar Isi:
  • Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) penting dilakukan oleh setiap desa, mengingat upaya tersebut akan berpengaruh pada ekonomi desa dan kesejahteraan masyarakat desa. Pengembangan BUMDes juga akan berpengaruh pada perekonomian nasional. Pentingnya peran BUMDes masih belum diikuti penanganan yang baik oleh manajemen BUMDes sendiri dan pemerintah daerah. Perkembangan yang baik pada suatu BUMDes akan berpengaruh pada desa, sehingga dapat dijadikan contoh oleh BUMDes lainnya dalam pengembangan usaha serta persaingan antar usaha yang sama akan semakin besar. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh BUMDes untuk bertahan dalam kompetisi bisnis yang dilakukan yaitu dengan menerapkan suatu model bisnis untuk memudahkan proses bisnisnya. Pengembangan usaha yang dapat digunakan oleh BUMDes yaitu dengan menerapkan suatu model bisnis untuk memudahkan proses bisnisnya. Salah satu model bisnis yang dapat diterapkan secara sederhana menggunakan Business Model Canvas (BMC), dimana model bisnis ini akan menggambarkan terkait cara yang dilakukan BUMDes dalam menciptakan dan memberikan nilai tambah terhadap hasil produksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran usaha pada BUMDes Raharjo, mengidentifikasi usaha BUMDes Raharjo melalui Business Model Canvas (BMC), menganalisis potensi usaha yang dapat dijadikan sebagai keunggulan dari BUMDes Raharjo, dan membuat alternatif strategi yang dapat dijadikan sebagai prioritas pengembangan usaha BUMDes Raharjo. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu unit usaha BUMDes Raharjo, yaitu Lumbung Strawberry di Desa Pandanrejo, Kota Batu dengan teknik penentuan responden berupa purposive sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak dua orang yaitu Mas Andri sebagai koordinator lumbung stroberi, Mas Yudis sebagai koordinator stroberi fresh, dan Mas Sadam sebagai tour guide wisata petik stroberi. Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan metode linear time function untuk mengetahui respoden dari konsumen lumbung stroberi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara menggunakan daftar pertanyaan dan kuisioner, observasi, dan dokumentasi untuk pendukung hasil penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis model bisnis berupa BMC yang digunakan untuk mengidentifikasi usaha di lumbung stroberi. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan analisis VRIO (Value, Rarity, Imitability, Organization) untuk melakukan analisis potensi usaha yang dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif oleh lumbung stroberi. Melalui kedua analisis tersebut, alternatif strategi yang digunakan untuk pengembangan usaha dapat ditentukan melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan terakhir melakukan analisis IPA (Importance Performance Analysis) untuk mengetahui antara kepentingan harapan dari customer dengan tingkat kinerja dari lumbung viii stroberi. Sehingga, dapat diketahui prioritas strategi yang harus dilakukan oleh lumbung stroberi melalui matriks SWOT. Berdasarkan hasil analisis melalui sembilan blok BMC (Business Model Canvas) dapat diketahui bagaimana pelaksanaan usaha di lumbung stroberi yang terdiri dari: customer segment: wisatawan dan pedagang buah, customer relationship: konsistensi untuk menjaga mutu dan kualitas buah, channels: memanfaatkan media sosial untuk promosi dan mendatangi event-event, revenue stream: stroberi fresh dan wisata petik stroberi, value proposition: produk buah stroberi yang berkualitas, menjaga komunikasi dengan pelanggan, dan kemasan yang menarik, key activities: sortasi, pengiriman, dan perawatan fasilitas, key resource: buah stroberi yang berkualitas dan kemampuan dan pengalaman SDM, key patners: petani stroberi, tengkulak, dan wisata petik buah lainnya, dan cost structure: biaya air, listrik, pengemasan dan perawatan fasilitas. Berdasarkan hasil dari analisis VRIO (value, rarity, imitability, and organization) menujukkan bahwa sumber daya lumbung stroberi sebagian besar bersifat “Kesetaraan kompetitif” yang dimana dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif, namun keunggulan tersebut bersifat sama dengan kompetitior. Terdapat juga satu sumber daya yang tergolong “Keunggulan kompetitif berkelanjutan. Selain itu juga, terdapat juga sumber daya yang tergolong “Keunggulan kompetitif sementara”. Selanjutnya, kapabilitas yang dimiliki oleh lumbung stroberi sebagian besar tergolong “Kesetaraan kompetitif”. Terdapat juga satu kapabilitas yang tergolong “Keunggulan kompetitif berkelanjutan”. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis SWOT, diketahui bahwa prioritas strategi terdapat pada kuadran I yang merupakan penerapan strategi SO (Strength-Opportunity) yang dinilai sangat menguntungkan bagi lumbung stroberi. Dan berdasarkan hasil analisis IPA diketahui bahwa kinerja dari lumbung stroberi sudah melebihi dari harapan konsumen atau sudah memuaskan baik dari produk wisata petik stroberi maupun buah stroberi fresh. Hal tersebut ditunjukkan hasil dari tingkat kesesuaian sudah lebih dari 100%. Namun, terdapat beberapa yang masuk ke kuadran I yang dimana perlu untuk dilakukan perbaikan.