Analisis Efisiensi Pemasaran Belimbing Manis (Averrhoa Carambola L.) Di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung
Main Authors: | Nurlaila, Daris Ida, Dr. Ir. Syafrial,, MS., Deny Meitasari,, SP., M.Sc. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/189260/1/175040101111120%20-%20Daris%20Ida%20Nurlaila.pdf http://repository.ub.ac.id/189260/ |
Daftar Isi:
- Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah penghasil belimbing manis terbesar, khususnya di Kabupaten Tulungagung dengan total produksi pada tahun 2019 sebesar 53.922 kuintal atau sebesar 10.19 persen dari produksi total di Jawa Timur. Salah satu sentra produsen belimbing manis di Kabupaten Tulungagung berada di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu. Komoditas belimbing manis menjadi salah satu komoditas unggulan yang ada di wilayah tersebut. Hal tersebut menyebabkan mayoritas penduduknya menjalankan usahatani belimbing manis. Kegiatan usahatani tidak hanya fokus pada kegiatan budidaya saja, namun juga terdapat kegiatan pemasaran dari produsen (petani) menuju konsumen. Terdapat beberapa kendala dalam pemasaran seperti tingginya margin pemasaran, rendahnya nilai farmer’s share, serta panjangnya saluran pemasaran yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi pemasaran belimbing manis. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan saluran pemasaran dan distribusi belimbing manis mulai dari petani yang ada di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung hingga konsumen akhir. (2) mengidentifkasi fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran yang ada di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. (3) menganalisis tingkat efisiensi pemasaran komoditas belimbing manis yang ada di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung yang ditentukan secara purposive. Penentuan responden petani belimbing manis dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel ditentukan dengan perhitungan menggunakan rumus Slovin. Berdasarkan rumus tersebut, diperoleh sampel sebanyak 32 petani. Pengambilan sampel lembaga pemasaran belimbing manis dilakukan dengan metode snowball sampling. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan didukung dengan dokumentasi kegiatan. Alat analisis yang digunakan sebagai indikator efisiensi pemasaran meliputi margin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan atas biaya pemasaran, analisis efisiensi harga, analisis efisiensi operasional serta pengukuran indeks efisiensi shepherd’s method. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kegiatan pemasaran belimbing manis oleh lembaga pemasaran di Desa Bono membentuk 7 saluran pemasaran, yaitu : (1) petani – pedagang pengumpul desa – pedagang besar – pedagang pengecer kota – konsumen. (2) petani – pedagang pengumpul desa – pedagang pengecer kota – konsumen. (3) petani – pedagang pengumpul luar desa – pedagang pengecer luar kota (dalam provinsi) – konsumen. (4) petani – pedagang agrowisata– konsumen. (5) petani – Kelompok Tani Artha Mandiri – pedagang pengecer luar kota (luar provinsi) – konsumen. (6) petani – pedagang pengecer kota – konsumen. (7) petani – konsumen. Belimbing manis yang ada di Desa Bono terdistribusi ke wilayah Tulungagung hingga keluar kota dalam provinsi ii (Trenggalek) dan luar provinsi (Jakarta). Persentase distribusi belimbing manis terbesar terdapat pada saluran pemasaran II sebesar 26,67 persen. Fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran meliputi fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik (pengangkutan, pengemasan, penyimpanan dan bongkar muat) serta fungsi fasilitas (sortasi dan grading, retribusi, penyusutan, penanggunan resiko dan informasi pasar). Pelaksanaan fungsi pemasaran berbeda-beda pada masing-masing lembaga pemasaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran belimbing manis secara umum sudah efisien. Hal tersebut ditunjukkan dari (a) Hasil analisis margin pemasaran yang efisien, meskipun masih terdapat saluran pemasaran yang belum efisien karena keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran belum terdistribusi secara merata. (b) Hasil analisis indikator farmer’s share yang diperoleh petani dari semua saluran pemasaran secara umum telah ≥40 persen, kecuali pada saluran pemasaran V. (c) Hasil analisis indikator rasio keuntungan atas biaya pemasaran pada ketujuh saluran pemasaran memiliki nilai >1. (d) Hasil analisis indeks efisiensi shepherd’s method menunjukkan hasil yang positif, dengan nilai tertinggi pada saluran pemasaran VII sebesar 22,57 dan saluran pemasaran VI sebesar 11,31. (e) Hasil analisis efisiensi harga berdasarkan biaya transportasi menunjukkan seluruh lembaga pemasaran di setiap saluran pemasaran memiliki nilai selisish harga yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. (f) Hasil analisis efisiensi operasional pada penggunaan kapasitas angkut kendaraan hanya terdapat beberapa lembaga pemasaran yang dinyatakan efisien. Oleh karena itu, sebaiknya setiap lembaga pemasaran lebih mengoptimalkan penggunaan kapasitas angkut kendaraan agar dapat lebih efisien.