Pengendalian Kualitas Untuk Meminimasi Defect Pada Produk Baju Seragam Menggunakan Metode Six Sigma
Main Authors: | Prasetyowati, Ellisa Putri, Dr. Eng. Oke Oktavianty, S.Si., MT. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/189247/1/145060701111028%20-%20Ellisa%20Putri.pdf http://repository.ub.ac.id/189247/ |
Daftar Isi:
- Perkembangan dunia industri modern memunculkan banyak persaingan yang kompetitif antar pemilik usaha. Persaingan yang kompetitif menjadi salah satu tantangan bagi produsen untuk tetap menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar. Untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas produk, perusahaan harus terus melakukan pengendalian terhadap kualitas dari produk yang dihasilkan. Namun Monalisa Collection masih menghasilkan defect selama proses pembuatan baju seragam di mana hal tersebut masih jauh dari target perusahaan yaitu zero defect. Maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahu penyebab terjadinya defect dan mencari solusi untuk mengurangi defect hingga mencapai target perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma dengan fase DMAIC, namun penelitian terbatas hingga tahap improve saja. Pada tahap define dijelaskan mengenai objek penelitian, menentukan critical to quality (CTQ), dan diagram pareto. Pada tahap measure bertujuan untuk mengetahui kinerja dari proses produksi. Pada tahap ini dilakukan perhitungan peta kendali u, Defect per Million Opportunity (DPMO), dan level sigma. Setelah itu dilanjutkan pada tahap analyze di mana bertujuan untuk mencari akar penyebab dengan menggunakan cause & effect diagram dan interrelationship diagram. Kemudian pada tahap improve bertujuan untuk memberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil dari analisis yang dilakukan sebelumnya. Rekomendasi perbaikan dilakukan dengan menggunakan metode poka-yoke. Hasil dari penelitian ini didapatkan jenis defect yang paling banyak terjadi adalah jahitan tidak rapi dan kain kotor. Nilai defect per million opportunity (DPMO) yaitu 47058,82353 dan nilai level sigma yaitu 3,17. Pada analisis menggunakan case & effect diagram untuk defect jahitan tidak rapi terdapat 9 penyebab dan defect kain kotor terdapat 7 penyebab. Kemudian pada analisis menggunakan interrelationship diagram, didapatkan salah pemasangan alat jahit merupakan akar penyebab terjadinya jahitan tidak rapi, yaitu sebanyak empat garis panah keluar. Sedangkan tidak adanya batas yang jelas di area kerja merupakan akar penyebab kain kotor, yaitu memiliki tiga panah keluar. Dari hasil analisis diberikan sebanyak 3 rekomendasi perbaikan. Rekomendasi pertama adalah membuat SOP sebelum melakukan proses penjahitan yang didalamnya terdapat form checklist penggunaan jarum dan benang. Rekomendasi kedua adalah penataan area finishing. Rekomendasi ketiga adalah menggunakan pencil glass sebagai pengganti kapur jahit.