Analisis Rantai Nilai dan Nilai Tambah Kopi Arabika Taji (Studi Kasus di Perkebunan Kopi Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang)

Main Authors: Arifin, Iqlima Azarine, Wike Agustin Prima Dania, STP., M.Eng.,Ph.D
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/189234/1/165100300111036%20-%20IQLIMA%20AZARINE%20ARIFIN.pdf
http://repository.ub.ac.id/189234/
Daftar Isi:
  • Kopi dikenal sebagai komoditas perkebunan yang memiliki keunggulan dari segi nilai ekonomis yang tinggi serta peluang pasar yang baik sehingga banyak dibudayakan. Kabupaten malang berkontribusi 25% dari total produksi kopi di tingkat Provinsi se-Jawa Timur. Salah satu perkebunan kopi berada di Desa Taji, dengan hasil produksinya adalah Kopi Taji. Hambatan yang dihadapi petani Kopi Taji sebagai pricetaker membuat aktivitas tawar-menawar di tingkat petani lemah sehingga pemasaran cherry bean kopi bergantung pada pengolah dan mempengaruhi pendapatan petani. Oleh karena itu, analisis rantai nilai dan nilai tambah diperlukan pada untuk setiap pelaku yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas yang memberikan nilai tambah meliputi aktivitas utama dan aktivitas pendukung dan menganalisis nilai tambah untuk mengetahui distribusi pertambahan nilai yang dihasilkan dari setiap pelaku terlibat dalam menghasilkan produk Kopi Taji. Penelitian dilaksanakan di Perkebunan Kopi Taji. Metodologi penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner terbuka, identifikasi rantai nilai dilakukan dengan menggunakan konsep rantai nilai Porter, dan analisis nilai tambah dilakukan dengan menggunakan metode Hayami. Responden dalam penelitian ini berupa petani, pengolah, dan retailer. Analisis rantai nilai dilakukan pada jenis Kopi Arabika Taji. Hasil analisis identifikasi rantai nilai menunjukkan bahwa petani, pengolah, dan retailer telah melakukan aktivitas utama berupa inbound logistic, operation, outbound logistic, marketing and sales, service dan aktivitas pendukung berupa firm iii infrastructure, human resource management, technology development, procurement. Hasil analisis nilai tambah menunjukkan bahwa petani mendapatkan rasio nilai tambah kategori rendah yaitu sebesar 14% dan tertinggi terdapat pada retailer, yaitu sebesar 59% untuk pengolahan green bean menjadi kopi bubuk. Perbedaan nilai tambah tersebut disebabkan oleh kompleksitas pengolahan dan penetapan harga jual. Distribusi nilai tambah yang tidak merata dari petani hingga retailer memerlukan penyesuaian terhadap aktivitas utama dan pendukung yang dilakukan. Hasil implikasi manajerial pada petani dapat dilakukan dengan penataan kembali kegiatan budidaya, penggunaan secara maksimal fasilitas lahan yang diberikan oleh pemerintah serta peningkatan kepercayaan petani terhadap produk melalui sertifikasi indeks geografi. Seluruh pelaku kegiatan dapat memperbaiki manajemen usaha agar terstruktur dan terarah dengan membuat struktur organisasi, membuat pembukuan keuangan, dan mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.