Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Lemak Terhadap Terjadinya Non-Alcoholic Steatohepatitis (Nash) Pada Tikus Rattus Norvegicus Strain Wistar

Main Authors: Ardiyanti, Sawitri Aji, dr. Syifa Mustika, Sp.PD-KGEH.,, Dr. Husnul Khotimah, S.Si, M.Kes.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/189213/1/-%20Sawitri%20Aji%20Ardiyanti.pdf
http://repository.ub.ac.id/189213/
Daftar Isi:
  • Non-alcoholic Steatohepatitis (NASH) merupakan subtipe dari penyakit Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD). Secara histologi, NAFLD dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu Non-alcoholic Fatty Liver (NAFL) yang menunjukkan perlemakan hati tanpa adanya bukti inflamasi berupa pembengkakan sel hepatosit, dan Non-alcoholic Steatohepatitis (NASH), yaitu adanya perlemakan hati disertai inflamasi berupa pembengkakan sel hepatosit, dengan atau tidak ada fibrosis. Diet tinggi lemak / High Fat Diet (HFD) merupakan diet dengan mengkonsumsi makanan berlemak dan berkolesterol tinggi yang dapat berisiko menyebabkan peningkatan kadar lipid dalam darah yang dikenal dengan istilah hyperlipidemia. NAFLD sering dikaitkan dengan kejadian sindroma metabolik, yaitu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh peningkatan glukosa darah, tekanan darah, lemak abdominal, dan kolesterol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian HFD terhadap terjadinya NASH pada tikus Rattus norvegicus strain Wistar. Metode penelitian menggunakan true experimental study dengan menggunakan post-test only group design. Subjek penelitian menggunakan hewan coba tikus Rattus norvegicus strain Wistar yang diberi diet tinggi lemak (high fat diet) dan sebagai kontrol adalah hewan coba yang diberi diet normal. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan Uji Saphiro-Wilk, Levene’s Test, Uji independent T-Test, dan Uji Mann Whitney. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pada pemberian HFD, gambaran histopatologi jaringan hepar menggunakan NASH CRN Scoring System: NAS dan Fibrosis score menunjukkan steatosis <5% sehingga tidak dapat didiagnosis sebagai NAFLD. Terjadi perbedaan kenaikan berat badan (BB) yang signifikan setelah diberikan perlakukan selama 12 minggu. Kadar gula darah tidak mengalami perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol. Kadar fungsi hati, AST tidak memberikan perbedaan dengan kelompok kontrolnya, dan kadar ALT meningkat namun tidak signifikan secara statistik. Sedangkan kadar ALP menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol. Kadar bilirubin total, direk, indirek tidak meningkat secara signifikan. Kadar profil lipid (kolesterol total, TG, HDL, dan LDL) menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan terhadap kelompok kontrol, meskipun didapatkan adanya peningkatan kadar TG dan LDL serta penurunan kadar HDL. Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian HFD tidak berpengaruh terhadap terjadinya NASH. Terdapat hubungan bermakna antara variable kenaikan berat badan dengan pemberian HFD. Namun, tidak didapatkan hubungan bermakna antara variable gambaran histopatologi, kadar gula darah, fungsi hati, dan profil lipid dengan pemberian HFD.