Analisis Volatilitas Harga Dan Spillover Kedelai (Glycine Max (L.)) Di Kabupaten Banyuwangi

Main Authors: Indriasanti, Gita Pidie, Prof. Ir. Ratya Anindita, MS., Ph. D., Dr. Ir. Suhartini,, MP.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/189125/1/175040100111167%20-%20GITA%20PIDIE%20INDRIASANTI.pdf
http://repository.ub.ac.id/189125/
Daftar Isi:
  • Kedelai merupakan salah satu komoditas yang termasuk pada sub sektor tanaman pangan. Komoditas ini dibutuhkan oleh masyarakat untuk kebutuhan pangan. Kebutuhan masyarakat akan pangan yang ditunjukkan dengan meningkatnya konsumsi per kapita kedelai dari 8,13 kg pada tahun 1998 menjadi 8,97 kg pada tahun 2004 (Adetama, 2011). Upaya mengatasi kebutuhan kedelai domestik, Indonesia melakukan impor dan ekspor kedelai. Jumlah impor yang dilakukan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah ekspor yang menyebabkan neraca perdagangan cenderung negative. Perubahan dari sisi produksi dan konsumsi dapat menyebabkan terjadinya variasi harga (Anindita, 2008 dan Rahim, 2018). Berdasarkan Kementan (2016), secara umum perkembangan harga rata-rata kedelai di tingkat produsen dan konsumen pada periode tahun 2016-2020 di Kabupaten Banyuwangi menunjukkan kecenderungan secara fluktuatif dengan rata-rata 0,19% per tahun di tingkat produsen dan 1,2% per tahun di tingkat konusmen. Fluktuasi harga yang tinggi dapat menjadi ancaman dalam negeri dan meresahkan banyak pihak, yang akan menyebabkan ketidakpastian harga kedelai dalam menetapkan harga. Ketidakpastian harga tersebut biasanya disebut dengan permasalahan volatilitas harga. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganlisis volatilitas yang terjadi pada produksi, konsumsi, harga kedelai di tingkat produsen, harga kedelai di tingkat konsumen dan harga kedelai impor dan (2) Menganalisis volatilitas spillover yang terjadi antara produksi dan harga produsen, antara produksi dan harga konsumen, antara produksi dan harga impor, antara konsumsi dan harga produsen, antara konsumsi dan harga konsumen, antara konsumsi dan harga impor, antara harga kedelai di tingkat produsen dan harga kedelai di tingkat konsumen, antara harga impor dan harga kedelai di tingkat produsen, serta antara harga kedelai impor dan harga kedelai di tingkat konsumen. Penelitian ini menggunakan data time series dengan harga bulanan kedelai Kabupaten Banyuwangi selama periode lima tahun mulai tahun 2016-2020. Analisis volatilitas menggunakan model ARCH/GARCH, sedangkan analisis volatilitas spillover menggunakan model EGARCH. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu volatilitas produksi mempunyai nilai yang rendah yakni sebesar 0,914346 (nilai volatilitas < 1). Sedangkan volatilitas konsumsi mempunyai nilai yang sangat tinggi yakni sebesar 1,063512 (nilai volatilitas > 1). Pada harga kedelai di tingkat produsen menunjukkan volatilitas yang tinggi yakni sebesar 0,999369 (nilai volatilitas mendekati ≈ 1). Sedangkan pada harga kedelai di tingkat konsumen mempunyai nilai volatilitsas yang rendah yakni sebesar 0,208932 (nilai volatilitas < 1). Volatilitas pada harga kedelai impor mempunyai nilai yang rendah yakni sebesar 0,924486 (nilai volatilitas < 1). Pada variabel antara produksi kedelai dan harga kedelai di tingkat produsen, antara produksi dan harga di tingkat konsumen, antara konsumsi dan harga impor, serta antara harga kedelai di tingkat produsen dan harga kedelai di tingkat ii konsumen tidak terjadi volatilitas spillover. Sedangkan pada variabel antara produksi dan harga impor, antara konsumsi kedelai dan harga kedelai di tingkat produsen, antara konsumsi kedelai dan harga kedelai konsumen, antara harga impor dan harga kedelai di tingkat produsen, serta antara harga impor dan harga kedelai di tingkat konsumen terjadi volatilitas spillover. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini adalah pemerintah perlu mengurangi kegiatan impor kedelai agar dapat meningkatkan produksi kedelai lokal untuk menjaga pasokan kedelai nasional tetap stabil, penerapan teknologi terhadap budidaya komoditas kedelai karena adanya perbedaan geografis di Kabupaten Banyuwangi, penyuluh melakukan penyuluhan atau sosialsisai kepada petani agar petani lebih menanam varietas kedelai Anjasmoro yang disukai oleh produsen pembuatan tempe dan pemerintah perlu pengaturan tata niaga dan penyaluran impor kedelai terutama mengenai ijin impor dan posisi importir kedelai yang belum jelas, sehingga dapat menjaga kestabilan harga kedelai sehingga dapat menjaga pasokan kedelai dalam negeri agar dapat memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri.