Efektivitas Dan Implikasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Terhadap Pendapatan Dan Kesejahteraan Petani Jagung Di Desa Pakpahan Kabupaten Tapanuli Utara

Main Authors: Sibarani, Neny Sri Indah, Mas Ayu Ambayoen,, SP., M.Si, Sugeng Riyanto,, SP., M.Si
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/189102/1/175040100111137%20-%20NENY%20SRI%20INDAH%20SIBARANI.pdf
http://repository.ub.ac.id/189102/
Daftar Isi:
  • Pupuk merupakan sarana produksi yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi dan produktivitas bahan pangan dan merupakan salah satu komponen biaya produksi terbesar dalam kegiatan usaha tani. Ketersediaan pupuk merupakan faktor produksi penting dalam pertanian baik dalam intensifikasi maupun ekstensifikasi. Melihat begitu besarnya peranan pupuk dalam peningkatan produktivitas dan produksi komoditi pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional maka pemerintah mengeluarkan peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 87/Permentan/ SR.301/12/2011 tentang kebutuhan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian tahun anggaran 2012. Dalam peraturan tersebut pemerintah mensubsidi sejumlah pupuk yang direkomendasikan dari setiap daerah untuk disediakan dan menetapkan harga eceran tertinggi (HET). Implementasi kebijakan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas produksi petani dalam mewujudkan swasembada pangan. Kebijakan ini juga membantu petani untuk memperoleh pupuk kimia dengan harga yang lebih terjangkau, agar petani mampu memenuhi kebutuhan pupuknya. Kebijakan pemerintah yang cenderung terus meningkatkan subsidi pupuk bertujuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan. Penelitian ini dilakukan di Desa Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut karena Kecamatan ini termasuk sebagai daerah penghasil komoditas Jagung terbesar di Kabupaten Tapanuli utara yang masih perlu dikaji atau dianalisis distribusi saluran pupuk dan masih sering terdapat kendala petani dalam memperoleh pupuk bersubsidi dan peneliti tertarik meneliti kelompok tani yang ada di desa tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh efektifitas Distribusi pupuk bersubsidi terhadap tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa peningkatan pendapatan dari kebijakan subsidi pupuk tidak berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani di desa Pakpahan. Hal ini terjadi dikarenakan kebijakan distribusi pupuk bersubsidi di Desa Pakpahan masih belum efektif sehingga tidak memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan dan kesejahteraan. hal ini ditandai dengan masih banyak petani yang lebih membutuhkan pupuk bersubsidi tidak mampu mengakses pupuk bersubsidi, hal ini diakibatkan oleh terjadinya kelangkaan pupuk, dan harga pupuk yang tidak sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi) atau harga pupuk hampir sama dengan pupuk nonsubsidi yang mengakibatkan banyaknya petani yang beralih dari pupuk bersubsidi ke pupuk nonsubsidi dan pupuk organik. hal ini mengakibatkan pengeluaran petani untuk biaya produksi atau input dalam pertanian semakin besar. Petani di Desa Pakpahan juga kesulitan dalam mengakses pupuk bersubsidi dikarenakan petani harus membayar biaya transportasi dari pengecer sampai ke lahan mereka, sehingga hanya petani yang lokasinya dekat dengan kios pengecer resmi atau yang membeli pupuk dalam jumlah besar yang dapat menikmati pupuk HET. Dengan mempertimbangkan kepraktisan dan ongkos angkut, banyak petani yang lebih memilih membeli pupuk di kios tidak resmi walaupun harganya diatas HET. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai signifikan untuk pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,095 > 0,05 dan nilai F hitung 0,10 < F tabel 3,34 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y. Kedepannya diharapkan Pemerintah dapat melanjutkan kebijakan subsidi pupuk dengan cara memperbaiki perencanaan, pemantauan, sistem distribusi dan meningkatkan pemberdayaan penyuluh lapangan, meningkatkan pengawasan terhadap pendistribusian pupuk agar pupuk bersubsidi sampai ke tangan petani yang lebih membutuhkan agar pihak pengecer tidak mengambil keuntungan yang terlalu tinggi serta menerapkan kebijakan Pupuk Bersubsidi dengan Kartu Tani agar dapat pembagian pupuk bersubsidi dapat dilakukan secara merata dan petani dapat memperoleh jumlah pupuk yang sesuai.