Efektivitas Ekstrak Daun Insulin (Tithonia diversifolia) terhadap Kadar Nefrin Urin pada Tikus Model Diabetes Melitus
Main Authors: | Afandi, Luthfiyah Kamila, apt. Oktavia Rahayu Adianingsih, S.Farm., M.Biomed., apt. Uswatun Khasanah, S. Farm., M. Farm. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/189075/1/-%20Luthfiyah%20Kamila%20Afandi.pdf http://repository.ub.ac.id/189075/ |
Daftar Isi:
- Diabetes melitus (DM) adalah salah satu penyakit dengan prevalensi tertinggi di dunia. Di indonesia sendiri, prevalensi DM mencapai angka 2%. Diabetes melitus berpotensi mengalami komplikasi, salah satunya yakni nefropati diabetik (ND). Marker yang dapat digunakan sebagai penanda kerusakan ginjal pada ND adalah nefrin. Beberapa studi terbaru telah membuktikan bahwa nefrin lebih baik dalam mendeteksi kerusakan ginjal lebih awal daripada albuminuria. Penatalaksanaan terapi DM sangat penting untuk mencegah dan menghambat progresivitas terjadinya komplikasi. Salah satu tanaman yang sudah dikenal memiliki efek antidiabetes yakni Tithonia diversifolia. Dosis ekstrak daun Thitonia diversifolia yang digunakan pada penelitian ini adalah 50 mg/KgBB, 100 mg/KgBB dan 150 mg/KgBB. Enam kelompok. 36 tikus wistar dibagi dalam 6 kelompok yakni kelompok normal (non-diabetes), kelompok positif (diabetes tanpa diberi terapi), 3 kelompok diberi terapi Tithonia, dan 1 kelompok diberi terapi glikuidon. Urin tikus DM yang telah diberi perlakuan selama 42 hari akan dikumpulkan dan diukur konsentrasi nefrin urin menggunakan metode ELISA. Dari hasil pengukuran didapatkan kadar nefrin urin pada kelompok kontrol positif (KP) meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (KN) (p<0,05). Pada semua kelompok yang diberi terapi ekstrak T. diversifolia mengalami penurunan konsentrasi nefrin secara signifikan (p<0,05). Penelitian ini mengungkapkan bahwa pemberian ekstrak T. diversifolia dapat menurunkan kadar nefrin pada urin tikus DM. Namun, diperlukan adanya penelitian lanjutan dengan parameter lainnya seperti kreatinin urin untuk menentukan derajat keparahan nefropati diabetik.