Analisis Kadar Gaba Serum Dan Variasi Single Nucleotide Polimorfisme (Snp) Gabrb3 Pada Anak Autisme Dengan Gangguan Sensoris Taktil Sentuhan Dan Nyeri
Main Author: | -, Asmika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188993/1/Asmika.pdf http://repository.ub.ac.id/188993/ |
Daftar Isi:
- Kromosom 15q11-13 merupakan lokus dari salah satu subunit penyusun reseptor GABA (GABR) yaitu gen GABRB3 yang menjadi kandidat gen terkuat pada autisme ASD. Mutasi alel pada GABRB3 ditemukan dengan metode berbasis SNP. Mutasi ini menyebabkan kelainan atau perubahan salah 1 subunit reseptor GABAA menimbulkan defek fungsional GABRB3. Keadaan ini sebagai pemicu terjadinya hipersensitifitas pada anak ASD, sehingga rangsangan atau sinyal dari luar tidak mengalami hambatan akibat terganggunya perkembangan saraf pada anak. Tujuan penelitian adalah menganalisis Kadar GABA serum berdasarkan Cut Off Point (COP) dan Variasi Single Nuclleotida Polimorfisme (SNP) GABRB3 dengan Gangguan sensoris taktil Sentuhan dan Nyeri pada anak Autisme Dalam penelitian epidemiologis ini sampel yang digunakan meliputi anak berusia 6 - 13 tahun dengan rancang Autisme (kasus) dan Tidak Autisme (kontrol). Pengambilan sampel secara purposive dengan kriteria inklusi. Menentukan besarnya sampel dengan rumus Z tes. Berdasar CDC (2012) proporsi anak usia 6 -13 tahun di perkirakan 24,5 %. Selain specimen darah, subyek penelitian juga diperiksa respon sensoris taktil nyeri, dan sentuhan berdasar uji sentuhan. Wawancara juga dilakukan terhadap orang tua subyek penelitian dengan kuesioner SSP tujuan untuk mencocokkan hasil yang didapat dari uji sentuhan. Dari spesimen darah diperiksa kadar GABA dengan Metode ELISA, dan kelainan SNP GEN GABRB3 rs11636966 dan rs8025939 dengan Metode Real Time PCR. Analisa data dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 17.0 untuk mengetahui resiko terjadinya gangguan sensoris taktil sentuhan dan nyeri pada kelompok kasus kontrol Adanya kelainan SNP gen GABRB3 pada kromosom 15q11-13 diketahui secara biomolekuler menggunakan Real Time PCR dengan desain primer multipleks yang tervalidasi untuk mendeteksi perbedaan alel pada Genotip dan SNPs. Primer 5’-CTCTTGTTCCTGTTGCTTTCAATACAC-3’ dan antisens primer 5’-CACTGTGCTAGTAGATTCAGCTC-3 digunakan untuk mengamplifikasi genom GABRB3 (Yoo et al, 2009). Sebanyak 43 SNP dipilih, untuk mendapatkan cakupan maksimal gen pada tes genotip sebesar 99,45 % x (TaqMan SNP tes genotip; Applied Biosystems Inc, Foster City, CA, USA) (Tavasolli, 2012). Metode pemeriksaan Sensitivitas Taktil dilakukan dengan Hammer Refleks dilengkapi Kuesioner Short Sensory Profil (SSP) dan Kadar GABA serum dengan metode ELISA Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar GABA serum menghasilkan Cut Off Point (COP) sebesar 0,409 μmol/L. Sebagian besar Kelompok Autisme nilai kadar GABA diatas COP dan sebaliknya kelompok Tidak Autisme 100% kadar GABA nya dibawa COP. Respons sensitifitas sensoris taktil Sentuh dan Nyeri berdasar COP 0.409 μmol/L kadar GABA terdapat perbedaan bermakna antara kelompok Autisme dan Tidak Autisme. Respons sensitifitas sensoris taktil Sentuh dan Nyeri berdasar pengamatan orang tua menggunakan kuesioner SSP dengan 38 item, maka terdapat 31 (82,57%) item memiliki perbedaan bermakna p < 0.05 sedang 7 (18.43 %) menunjukkan perbedaan tidak bermakna p > 0.05 antara kelompok Autisme dan Tidak Autisme Alel gen GABRB3 rs11636966 menunjukkan alel CC pada kelompok Autisme dan Tidak Autisme, dan 4 alel CT untuk kelompok Autisme. Sedangkan alel gen GABRB3 rs8023959 menunjukan alel AA pada kelompok Autisme dan Tidak Autisme, dan ada 1 alel AC untuk kelompok Autisme. Kesimpulan : Sebagian besar kelompok Autisme memiliki kadar GABA serum diatas COP. Kelompok Tidak Autisme, semua subyek kadar GABA serumnya normal atau dibawah COP. Hasil pengamatan dengan kuesioner SSP 38 item terdapat 31 (821,57%) item memiliki perbedaan bermakna p < 0.05 sedangkan 7 (18..43 %) item menunjukkan perbedaan tidak bermakna p > 0.05 kelompok Autisme dan Tidak Autisme. Kelompok Autisme menunjukkan kadar GABA serum diatas COP ada hubungan bermakna p<0,005 dengan kelompok Tidak Autisme terhadap sensitifitas sensoris taktil sentuhan dan nyeri.. Saran : diharapkan pengukuran kadar GABA serum dapat dilakukan untuk diagnosis dini dalam menentukan kejadian autisme, mengaitkan kadar GABA cairan otak hewan dengan keadaan Autisme, penentuan jumlah dan afinitas reseptor GABRB3 yang berkaitan dengan keadaan Autisme, dan menemukan fungsi gen GABRA5 dan GABRG5 dalam penelitian lanjutan untuk mengungkap lebih jauh kejadian Autisme.