Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kedelai Pada Perusahaan Kecap Di Kabupaten Tulungagung (Studi Kasus Di Agroindustri Kecap “Ck”)
Main Authors: | Damayanti, Lusi Intan, Dr. Fitria Dina Riana,, SP., MP., Andrean Eka Hardana,, SP., MP., M.BA. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188972/1/175040100111018%20-%20LUSI%20INTAN%20DAMAYANTI.pdf http://repository.ub.ac.id/188972/ |
Daftar Isi:
- Persediaan memiliki peran penting dalam perusahaan dikarenakan awal terpenuhinya kebutuhan konsumen yang tepat waktu diawali dengan tersedianya pasokan bahan baku untuk kegitan produksi. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan mengalami beberapa kendala seperti terjadinya keterlambatan dalam memenuhi kebutuhan proses produksi hingga keterlambatan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan kecap “CK” merupakan agroindustri di bidang pengolahan makanan berupa kecap manis dengan bahan baku utama kedelai. Kendala yang dihadapi perusahaan dalam melakukan proses produksi adalah fluktuasi harga kedelai, pemesanan bahan baku yang belum terencana, dan belum terpenuhinya sebagain kebutuhan bahan baku dari supplier. Sehingga diperlukan upaya dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku kedelai. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengendalian persediaan bahan baku kedelai yang digunakan untuk proses produksi. Sehingga penting dilakukannya penelitian di perusahaan kecap bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengendalian persediaan bahan baku kedelai berdasarkan konsisi aktual yang ada di perusahaan, menganalisis pengendalian persediaan bahan baku kedelai yang ekonomis, persediaan pengaman (Safety Stock), titik pemesanan kembali (Reorder Point), persediaan maksimum (Maximum Inventory). Selain itu juga untuk menganalisis perbandingan tingkat efisiensi biaya persediaan bahan baku kedelai yang telah diterapkan perusahaan dengan menggunakan EOQ. Metode penelitian dalam menentukan lokasi dilakukan secara purposive dengan mengambil salah satu perusahaan kecap manis yang berada di wilayah Kabupaten Tulungagung. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2021 dengan lokasi penelitian di Jl. Adi Sucipto No. 30, Tulunggagung. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara. Terknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu wawancara yang dilakukan kepada narasumber yang ada di perusahaan yaitu direktur dan manajer operasional. Penelitian yang dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk mengetahui kondisi aktual persediaan bahan baku di perusahaan. Selain itu juga menggunakan analasis kuantitatif dengan menghitung persediaan bahan baku yang efektif menggunakan metode EOQ, frekuensi pembelian, persediaan pengaman (Safety Stock) dan titik pemesanan kembali (Reorder Point) dan persediaan maksimum (Maximum Inventory). Hasil dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan kecap belum efisien karena masih menggunakan metode secara konvensional. Diketahui bahwa selama satu periode (Maret 2020-Februari 2021) kuantitas bahan baku yang dipesan oleh perusahaan sebesar 5.500 kg frekuensi 17 kali pemesanan, sedangkan metode EOQ kuantitas bahan baku yang dipesan sebesar 24.669 kg dengan frekuensi 3 kali pemesanan. Selain itu diketahui pula bahwa perusahaan lebih optimal dan ekonomis dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku ketika menggunakan metode EOQ. Hal tersebut ditunjukkan dengan total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 9.604.625, sedangkan jika menggunakan metode EOQ, perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp 3.158.310,5, sehingga selisih yang didapatkan antara kedua metode tersebut yaitu sebesar Rp 6.446.314,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan metode EOQ akan mendapatkan efisiensi biaya persediaan sebesar 67,12%. Selain kuantitas, frekuensi dan total persediaan bahan baku, diketahui bahwa dalam perhitungan safety stock perusahaan harus menyiapkan persediaan pengaman di gudang sebesar 1.779,4 kg guna mencegah gangguan dalam penyediaan bahan baku. Selain itu berdasarkan perhitungan reorder point, perusahaan harus melakukan pemesanan ulang ketika bahan persediaan bahan baku di gudang sudah mencapai titik 3.158,4 kg. Persediaan bahan baku akan mencapai titik maksimum ketika persediaan telah mencapai 26.448,4 kg. Perusahaan yang menggunakan metode EOQ dalam pengendalian persediaan bahan baku, kuantitas dan frekuensi yang dipesan selama satu periode (Maret 2020-Februari 2021) lebih optimal dan efisien, sehingga dapat menghemat total biaya persediaan bahan baku. Sehingga berdasarkan hasil tersebut saran bagi perusahaan yaitu lebih meningkatkan komunikasi antara supplier, staff gudang, dan staff bagian produksi seminggu sekali guna memenuhi persediaan dengan kuantitas dan waktu yang tepat. Perusahaan juga bisa melakukan deposit beberapa persen mengingat kuantitas bahan baku yang dipesan dalam sekali pemesanan cukup besar. Selain itu untuk menghemat biaya pemesanan perusahaan bisa memaksimalkan kerjasama dengan supplier dan kuantitas pemesanan mengingat kapasitas gudang yang cukup untuk menampung bahan baku berdasarkan perhitungan EOQ. Saran bagi peneliti selanjutnya agar bisa membandingkan pengendalian menggunakan metode EOQ, MRP, dan JIT agar memperoleh hasil pengendalian yang lebih tepat.