Pengaruh Antioksidan Genistein Dalam Pengencer Tris Aminomethan Dan Posisi Straw Pada Ekuilibrasi Uap Nitrogen Cair Terhadap Kualitas Semen Beku Sapi Peranakan Ongole

Main Authors: Awallikah, Aik, Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi), MS., IPU., ASEAN Eng
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188935/1/Aik%20Awallikah.pdf
http://repository.ub.ac.id/188935/
Daftar Isi:
  • Rusaknya spermatozoa selama penyimpanan salah satunya disebabkan oleh Reactive Oxygen Species (ROS). Keadaan ini terjadi karena spermatozoa mamalia kaya akan asam lemak tidak jenuh dan sangat mudah terkena Reactive Oxygen Species (ROS) yang dapat mengakibatkan penurunan motilitas spermatozoa serta meningkatkan kerusakan morfologi yang berpengaruh terhadap kapasitasi spermatozoa dan reaksi akrosom. Peroksidasi lemak pada membran plasma merupakan mekanisme kunci dari ROS yang mengakibatkan kerusakan spermatozoa dan infertilitas. Permasalahan ROS dapat diatasi yaitu dengan cara penambahan antioksidan kedalam pengencer semen. Antioksidan yang ditambahkan dalam pengencer salah satunya adalah genistein. Genistein adalah isoflovon yang termasuk dalam fitoesterogen yang banyak ditemukan pada kedelai. Fitoesterogen adalah senyawa alami yang berasal dari tanaman yang struktural dan fungsionalnya mempunyai efek mengikat reseptor esterogen. Genistein memiliki efek antioksidan terhadap integritas DNA sel sperma, sebagai penghambat angiogenesis, peroksidasi lemak, dan senyawa anti kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan antioksidan Genistein dalam pengencer Tris Aminomethan kuning telur terhadap kualitas spermatozoa sapi Peranakan Ongole yang diekuilibrasi pada posisi straw yang berbeda. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2021. Penelitian dilaksanakan secara berkelompok di UPT dan HMT Karangwaru, Kabupaten Tuban. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan laboratorium (experimental laboratory) dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial atas 2 faktor dan 5 ulangan dan data setiap perlakuan dianalisa secara statistik menggunakan anova, yang apabila terdapat perbedaan dilanjut dengan uji Duncan. Perlakuan penelitian ini yaitu P0 (Pengencer Tris Aminomethan tanpa penambahan antioksidan genistein); P1 (Pengencer Tris Aminomethan + penambahan 10 μM antioksidan genistein); P2 (Pengencer Tris Aminomethan + penambahan 30 μM antioksidan genistein) dan P3 (Pengencer Tris Aminomethan + penambahan 50 μM antioksidan genistein). Diamati pada ketinggian ekuilibrasi uap nitrogen yang berbeda yaitu, 5 cm, 10 cm dan 20 cm. Variabel yang diamati adalah motilitas individu, viabilitas, abnormalitas dan integritas membran. Ditinjau dari hasil penelitian semen sapi Peranakan Ongole menunjukan kualitas yang baik uji makroskopis yaitu volume 9±0,62 ml, warna putih kekuningan dan pH 6,77±0,21 serta uji mikroskopis degan motilitas massa ++, motilitas individu 81,25±7,5%, konsentrasi sebesar 128,5±7,32 107 spermatozoa/ml, viabilitas 87,38±8,87%, dan abnormalitas 3,12±1,57%. Hasil analisis pada motilitas individu spermatozoa sapi Peranakan Ongole menunjukan bahwa tingkat penambahan antioksidan genistein memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05). Diketahui bahwa penambahan antioksidan genistein sebesar 30 μM memberikan hasil terbaik dibandingkan P0, P1 dan P3. Dapat dilihat bahwa persentase motilitas individu perlakuan P2 sebesar (34±5,04%), lebih tinggi dibandingkan penambahan antioksidan genistein P0, P1 dan P3 yang berturut-turut didapatkan P0 (27,33±3,21%), P1 (31±4,13%), dan P3 (28,33±3,32%). Motilitas individu spermatozoa sapi PO mengalami penurunan dengan ketinggian ekuilibrasi uap nitrogen cair 10 cm dan 20 cm dengan empat perlakuan yang berbeda pada setiap ketinggian ekuilibrasi uap nitrogen cair dengan hasil berturut-turut sebesar 29,5±2,23% dan 28±2,11%. Hasil analisis terhadap viabilitas spermatozoa sapi Peranakan Ongole menunjukan bahwa kadar penambahan antioksidan genistein 30 μM memberikan hasil yang paling baik dibandingkan dengan P0, P1 dan P3. Pada ketinggian ekuilibrasi uap nitrogen cair 5 cm, 10 cm dan 20 cm dapat dilihat bahwa persentase viabilitas pada P2 dengan kadar genistein 30 μM sebesar (54,04±5,21 %) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan penambahan kadar genistein 0 μM, 10 μM dan 50 μM yaitu secara berturut turut adalah (36,29±2,65 %), (47,57±3,43 %) dan (39,18±3,21 %). Hasil analisis terhadap abnormalitas spermatozoa sapi Peranakan Ongole menunjukan bahwa penambahan antioksidan genistein 30 μM memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan 0 μM, 10 μM dan 50 μM. Pada ketinggian ekuilibrasi uap nitrogen cair 5 cm, 10 cm dan 20 cm dapat dilihat bahwa persentase abnormalitas pada P2 dengan kadar antioksidan genistein 30 μM sebesar (10,97±2,21%). Lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan penambahan antioksidan genistein 0 μM, 10 μM dan 50 μM yaitu berturut-turut adalah genistein 0 μM (14,06±1,75%), genistein 10 μM (12,67±1,43%) dan genistein 50 μM (13,26±1,23%). Hasil analisis terhadap integritas membran spermatozoa sapi Peranakan Ongole menunjukan bahwa penambahan genistein 30 μM memberikan hasil terbaik yaitu sebesar 37,82±2,67% namun tidak berbeda nyata dengan penambahan antioksidan genistein 10 μM yaitu sebesar 36,57±3,54%. Sedangkan penambahan antioksidan genistein 50 μM mampu mempertahankan integritas membran berkisar 34,75±1,45% dan tidak berbeda nyata dengan penambahan antioksidan genistein 0 μM yaitu 34,4±2,43%. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa Penambahan Antioksidan Genistein sebanyak 30 μM pada penngencer Tris Aminomethan kuning telur memiliki rataan tertinggi dengan nilai motilitas 33±5,04%, Abnormalitas 10,97±2,21%, Viabilitas 54,04±5,21% dan Integritas Membran 37,82±2,67% dalam mempertahankan kualitas spermatozoa Sapi Peranakan Ongole pada ketinggian ekuilibrasi 5 cm.