Korelasi Antara Gdfp (Good Dairy Farming Practices) Dengan Kualitas Susu Sapi Perah Pfh Berdasarkan Tingkat Mikroorganisme Di Bumiaji, Kota Batu
Main Authors: | Rekasela, Aiski, Dr.Ir Tri Eko Susilorini, MP., IPM., ASEAN Eng |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188924/1/Aiski%20Rekasela.pdf http://repository.ub.ac.id/188924/ |
Daftar Isi:
- Peternakan sapi perah merupakan salah satu usaha di bidang peternakan yang diharapkan dapat menjadi penopang dalam penyediaan sumber protein hewani di Indonesia. Salah satu unsur penting untuk meningkatkan persusuan nasional adalah dengan peningkatan pemeliharaan sapi perah berdasarkan GDFP (Good Dairy Farming Practices) sapi perah yang baik. GDFP (Good Dairy Farming Practices) berdasarkan FAO 2011 adalah suatu strandarisasi manajemen usaha peternakan sapi perah yang meliputi kesehatan ternak, higienis pemerahan, nutrisi (pakan dan air), kesejahteraan ternak, reproduksi ternak, lingkungan, manajemen sosial-ekonomi. Namun, kurangnya pengetahuan peternak terkait sanitasi dan higienitas pemerahan dalam manajemen pemeliharaan sapi perah mengakibatkan terjadi kontaminasi bakteri dalam susu. Salah satu cara untuk mengetahui kontaminasi bakteri pada susu adalah menggunakan uji reduktase. Didalam susu kuman-kuman / bakteri-bakteri menghasilkan enzim. Enzim reduktase dalam susu dihasilkan oleh bakteri-bakteri, sehingga semakin banyak bakteri dalam susu semakin banyak pula enzim yang dihasilkan. Rata-rata produksi susu yang dihasilkan kurang dari 15 liter dalam sehari dengan BJ tidak lebih dari 1,026. Penelitian dilakukan pada 10 Maret – 10 April 2021. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan GDFP dan korelasi antara penerapan GDFP terhadap kualitas susu berdasarkan tingkat mikroorganisme. Responden peternak yang digunakan sebanyak 25 peternak di peternakan rakyat Bumiaji, Kota Batu. Adapun kriteria responden peternak sebagai berikut, antara lain peternakan sapi perah skala usaha I (1-3 ekor), peternakan sapi perah skala usaha II (4-6 ekor), dan peternakan sapi perah skala usaha III ( lebih dari 7 ekor). Rata-rata tingkat pendidikan peternak di Kecamatan Bumiaji yakni Sekolah Dasar (SD) dan beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Peternak di Kecamatan Bumiaji berusia antara 28-72 tahun. Metode penelitian ini menggunakan metode survey, dengan melakukan wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan dan pengamatan langsung kepada peternak sapi perah PFH di Bumiaji, Kota Batu. Isi kuesioner meliputi aspek teknis penerapan GDFP (kesehatan ternak, higienis pemerahan, kesejahteraan ternak, nutrisi (pakan dan minum), lingkungan dan sosial ekonomi) serta pengujian reduktase untuk mengetahui tingkat bakteri dalam susu. Teknik pengambilan data menggunakan snowball sampling. Metode analisis data yang digunakan dianalisis secara deskriptif berdasarkan implementasi GDFP. Sedangkan untuk perhitungan data menggunakan metode analisis korelasi regresi linier sederhana dengan menggunakan software Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase penerapan GDFP berdasarkan FAO 2011 di wilayah Bumiaji, Kota Batu, dimana skala usaha I (61,19%), skala usaha II (62,19%), dan skala usaha III (58,55%) dari ketiga skala usaha memiliki kategori penerapan “cukup baik”. Sedangkan nilai koefisien korelasi yang dihasilkan (r) skala I adalah 0,357, skala II adalah 0,112, dan skala III adalah 0,069. Hasil korelasi pada skala I mendapat kategori rendah sedangkan skala II dan III mendapatkan kategori sangat rendah. Sehingga semakin besar skala usaha peternakan maka korelasi yang didapatkan sangat rendah. Tidak terdapat pengaruh yang nyata pada skala I, II dan III antara penerapan GDFP dengan kualitas susu berdasarkan tingkat mikroorganisme susu sapi perah di peternakan rakyat Bumiaji, Kota Batu.