Pengaruh Pupuk Organik Dan Abu Tongkol Jagung Terhadap Daya Menahan Air Tanah Wajak Pada Pertanaman Jagung (Zea Mays L.)
Main Authors: | Setiawan, Wahyu, Prof. Dr. Ir. Sugeng Prijono,, S. U., Dr. Ir. Budi Hariyono,, M.P., |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188903/1/165040201111073%20-%20Wahyu%20Setiawan.pdf http://repository.ub.ac.id/188903/ |
Daftar Isi:
- Kecamatan Wajak di Kabupaten Malang merupakan daerah yang memiliki tanah bertekstur pasir hingga lempung berpasir. Tanah berpasir memiliki tingkat pori makro yang tinggi sehingga daya menyimpan air rendah dan kandungan bahan organiknya sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi beberapa bahan organik dan abu tongkol jagung sebagai bahan pembenah tanah terhadap daya menahan air tanah Wajak pada pertanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ekofisiologi Balittas, Malang pada bulan September-Desember 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut yaitu tanpa bahan pembenah tanah (kontrol), abu tongkol jagung 10 ton/ha, pupuk kandang 10 ton/ha, pupuk kompos 10 ton/ha, kombinasi abu tongkol jagung 5 ton/ha + pupuk kandang 5 ton/ha, dan kombinasi abu tongkol jagung 5 ton/ha + pupuk kompos 5 ton/ha. Penelitian ini menggunakan pipa PVC berdiameter 14 cm dan tinggi 60 cm untuk parameter pengamatan daya menahan air tanah. Tanah dicampur merata sesuai perlakuan dan dimasukkan dalam tabung dan diinkubasi 2 minggu. Setelah inkubasi, setiap tabung diberi air berdasarkan data curah hujan mingguan di lokasi. Pengamatan daya menahan air dilakukan setiap 1 minggu sekali setelah 2 minggu masa inkubasi. Total waktu pengamatan daya menahan air tanah disesuaikan berdasarkan lama waktu yang dibutuhkan selama budidaya tanaman jagung yaitu 3 bulan (awal tanam hingga panen). Selain itu, pengamatan dan pengumpulan data juga dilakukan pada beberapa parameter pengamatan yaitu tekstur tanah, berat isi tanah, berat jenis tanah, porositas tanah, Ka kapasita lapang (pF 2,5), Ka titik layu permanen (pF 4,2), Ka tersedia, kematapan agregat, dan C-organik tanah. Pengamatan tersebut dilakuakn pada awal dan akhir penelitian daya menahan air tanah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan bahan pembenah tanah memberikan pengaruh nyata terhadap daya menahan air tanah pada 5 minggu setelah inkubasi (MSI) hingga 11 MSI. Perlakuan abu tongkol jagung 10 ton/ha memiliki nilai rerata tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan dapat meningkatkan volume air yang tertahan di dalam tanah sebesar 85 mL dibandingkan perlakuan kontrol hanya sekitar 83 mL. Meskipun perlakuan abu tongkol jagung 10 ton/ha dapat meningkatkan daya menahan air tanah, namun kadar ait tersedia tanah lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan kompos 10 ton/ha yang memiliki nilai rerata tertinggi yaitu 11,48 % dan dapat meningkatkan kadar ait tersedia tanah awal sebesar 4,49 % dibandingkan perlakuan kontrol hanya 0,29 %. C-organik dan kemantapan agregat tanah berpengaruh nyata terhadap kadar air tersedia tanah dengan arah korelasi positif, artinya semakin tinggi nilai C-organik dan kemantapan agregat tanah maka air tersedia di dalam tanah semakin banyak. Daya menahan air tanah berpengaruh nyata terhadap kadar air tersedia tanah dengan arah korelasi negatif, artinya semakin tinggi nilai daya menahan air tanah maka kadar air tersedia tanah makin rendah. Porositas pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh nyata terhadap kadar air tersedia tanah.