Analisis Kelayakan Usaha Pembiakan Kelinci Di Kota Blitar Jawa Timur
Main Authors: | Hastari, Aprillia Dian, Dr. Ir. Umi Wisaptiningsih Suwandi,., MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188889/1/Aprillia%20Dian%20Hastari.pdf http://repository.ub.ac.id/188889/ |
Daftar Isi:
- Di Indonesia ternak kelinci mempunyai kemampuan kompetitif untuk bersaing dengan sumber daging lain dalam memenuhi kebutuhan gizi dan merupakan alternatif penyedia daging yang perlu dipertimbangkan di masa yang akan datang. Permintaan daging kelinci setiap tahunnya mengalami peningkatan. Permintaan yang terus meningkat ini harus diimbangi dengan produksi yang meningkat pula. Kelinci merupakan salah satu ternak alternatif penghasil daging yang patut dipertimbangkan untuk tujuan memenuhi kesenjangan antara tingginya jumlah permintaan dan kurangnya ketersediaan daging ternak. Hal ini disebabkan kemampuan ternak kelinci untuk berkembang biak secara cepat. Periode kebuntingan yang pendek, cepat dewasa kelamin dan kemampuan kawin kembali yang singkat setelah partus menyebabkan interval generasi yang pendek, serta kebutuhan permodalan dan tata laksana yang relatif sederhana dibandingkan dengan usaha ternak lain. Jawa Timur merupakan provinsi kedua yang memiliki jumlah populasi kelinci terbanyak setelah Jawa Tengah. Salah satu daerah di Jawa Timur yang terdapat peternakan kelinci yaitu Blitar. Jumlah populasi ternak kelinci tergolong masih rendah dibandingkan dengan ternak lainnya karena kurangnya kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki ternak kelinci. Untuk itu, diperlukan adanya motivasi dan sosialisasi oleh pemerintah kepada masyarakat agar budidaya ternak kelinci dapat memberikan manfaat yang maksimal dan menjadikan kelinci sebagai salah satu jawaban untuk pemenuhan gizi yang berasal dari hewani. Sehingga populasi kelinci semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan pada usaha pembiakan ternak kelinci pedaging serta untuk menganalisis kelayakan usaha berdasarkan Revenue Per Cost (R/C) pada usaha pembiakan ternak kelinci pedaging di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur berdasarkan skala kepemilikan ternak. Penelitian dilakukan pada tanggal 30 September-30 Oktober 2020 di 3 Peternakan Kelinci yang terletak di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan wawancara atau observasi tidak langsung melalui via telepon ataupun alat komunikasi lainnya. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan kepada pihak terkait sesuai dengan judul penelitian yang dilakukan. Wawancara dan Observasi dilakukan secara tidak langsung dengan pihak yang terkait yaitu dengan peternak A, Peternak B, dan Peternak C dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan yang didapat peternak serta hal-hal yang berkaitan tentang penelitian melalui via telepon atau alat komunikasi lain dengan menggunakan kuisoner. Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif guna mengetahui gambaran peternakan, karakteristik peternak, dan karakteristik ternak kelinci. Selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif untuk mengetahui biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan yang didapatkan serta mengetahui nilai Revenue per Cost (R/C) untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan kelinci ketiga peternak tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan pada ketiga usaha peternakan kelinci di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur berdasarkan skala kepemilikan ternak yaitu, total biaya produksi pada peternak A (Skala kecil), peternak B (Skala sedang), dan peternak C (Skala besar) berturut-turut sebesar Rp 24.028.968,88/Th, Rp 36.341.035,66/Th, dan Rp 49.734.535,66/Th. Penerimaan pada peternak A (Skala kecil), peternak B (Skala sedang), dan peternak C (Skala besar) berturut-turut sebesar Rp 30.680.000,00/Th, Rp 48.030.000,00/Th, dan Rp 67.335.000,00/Th. Keuntungan bersih pada peternak A (Skala kecil), peternak B (Skala sedang), dan peternak C (Skala besar) berturut-turut sebesar Rp 6.318.479,57/Th, Rp 11.104.516,13/Th, dan Rp 16.720.441,13/Th. Usaha peternakan kelinci yang dijalankan oleh peternak A, B, dan C layak untuk dikembangkan dilihat dari analisis nilai R/C, berturut-turut yaitu sebesar 1,27; 1,32; dan 1,35. Disimpulkan bahwa usaha ternak kelinci yang dijalankan oleh peternak A, B, dan C sangat layak untuk dikembangkan lebih lanjut dilihat dari segi biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan yang diperoleh, serta berdasarkan pada analisis nilai R/C>1. Saran dari penelitian yaitu usaha ternak kelinci yang dijalankan oleh peternak A, B, dan C perlu dikembangkan secara fokus, hal ini perlu perhatian khusus bagi peternak kelinci untuk menambah jumlah populasi ternak yang dipelihara agar keuntungan yang didapatkan lebih besar.