Toleransi Empat Genotipe Bawang Putih (Allium Sativum L.) Terhadap Beberapa Pola Tanam Dan Ketahanannya Terhadap Penyakit Mati Pucuk

Main Authors: Prasetya., Teguh Fajar, Ir. Respatijarti,, MS, Ratih Sandrakirana,, SP., M. Sc
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188887/1/165040200111026%20-%20TEGUH%20FAJAR%20PRASETYA.pdf
http://repository.ub.ac.id/188887/
Daftar Isi:
  • Bawang putih merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia yang umumnya digunakan sebagai bumbu masakan, obat – obatan dan lain sebagainya sehingga kebutuhan masyarakat terhadap bawang putih sangat tinggi. Menurut data Kementan (2018), produksi bawang putih meningkat dari tahun 2017 ke 2019 yaitu dari 19.510 ton menjadi 88.816 ton. Peningkatan produksi bawang putih perlu dijaga karena kebutuhan bawang putih akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Pertumbuhan dan hasil panen bawang putih dapat dipengaruhi oleh genotipe dan pola tanam yang digunakan. Genotipe dapat mempengaruhi hasil karena genotipe memiliki potensi hasil dan tingkat toleransi terhadap perubahan lingkungan yang berbeda. Pola tanam dapat mempengaruhi hasil produksi dan pertumbuhan bawang putih karena akan mempengaruhi aerasi bawang putih. Pada umumnya bawang putih yang ditanam di tengah bedengan memiliki umbi yang lebih kecil daripada bawang putih yang ditanam di pinggir bedengan. Masalah lain pada budidaya bawang putih adalah penyakit mati pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora porri. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai toleransi tanaman bawang putih terhadap beberapa aerasi dengan memodifikasi model penanaman dan pengaruhnya terhadap beberapa genotipe bawang serta mengetahui ketahanan genotipe bawang putih terhadap penyakit mati pucuk. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan BPTP Jatim dengan ketinggian ± 490 meter diatas laut yang dilaksanakan pada bulan Februari - Juli 2020. Rancangan yang digunakan yaitu RPT (Rancangan Petak Terbagi). Perlakuan yang digunakan ada dua yaitu genotipe sebagai sub plot dan pola tanam sebagai main plot. Genotipe yang digunakan yaitu G1, G2, G3 dan G4. Setiap genotipe bawang putih memiliki tingkat toleransi yang berbeda terhadap pola tanam yang dilihat dari bobot umbi segar dan bobot siung. G1 termasuk peka, G2 dan G4 termasuk medium toleran. Bobot umbi segar G3 termasuk peka sedangkan bobot siung G3 termasuk medium toleran. Empat genotipe bawang putih memiliki ketahanan terhadap penyakit mati pucuk yang berbeda yaitu G1 termasuk agak tahan sedangkan G2, G3 dan G4 termasuk tahan. Peningkatan serangan penyakit mati pucuk pada G1 dari P1 ke P2 ke P3 adalah yang tertinggi dibandingkan dengan genotipe lainnya. Hal itu dikarenakan tingkat ketahanan G1 yang paling rendah dibandingkan dengan G2, G3 dan G4.