Persepsi Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pencemaran Sungai Akibat Aktivitas Membuang Popok Sekali Pakai (Survey Di Daerah Aliran Sungai Brantas Kota Malang)
Main Author: | Krisnadani, Indra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188858/1/155040101111129%20-%20Indra%20Krisnadani.pdf http://repository.ub.ac.id/188858/ |
Daftar Isi:
- Sungai Brantas memiliki fungsi yang penting bagi Jawa Timur mengingat 60 % produksi padi berasal dari areal persawahan di sepanjang aliran sungai ini (Fahmi et.al., 2018; Lusiana et.al., 2020). Tercatat pada Laporan Indeks Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur tahun 2016, kualitas air di Jawa Timur pada tahun 2016 dengan status sangat kurang hingga mendekati waspada. Penurunan kualitas air ini tentunya harus menjadi perhatian khusus mengingat pentingnya peran air untuk sarana kehidupan sehari-hari. Salah satu sampah yang mendominasi di Sungai Brantas adalah sampah popok bayi. Salah satu pemicu pembuangan sampah popok bayi ke sungai adalah mitos yang berkembang di masyarakat, membuang popok bekas yang berujung pada tindakan pembakaran dipercaya akan mengakibatkan kulit di pangkal paha dan pantat bayi menjadi merah seperti luka bakar, atau populer disebut suleten (Sholikah dan Zunariyah, 2019). Bahan baku penyusun popok seratus persen adalah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang memiliki dampak serius bagi kesehatan balita dan mencemari ekosistem dan biota perairan. (ECOTON, 2018). Jumlah timbulan popok bayi sekali pakai yang semakin banyak di lingkungan serta sifatnya yang sulit terdegradasi perlu mendapat perhatian khusus terkait dalam penyusunan strategi penanganan limbah yang optimal khususnya pada DAS (Daerah Aliran Sungai) Brantas. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih jauh tentang bagaimana persepsi masyarakat terhadap sampah popok bayi sekali pakai dan bagaimana perilaku masyarakat terkait membuang sampah popok bayi sekali pakai khususnya di daerah aliran sungai Brantas ditinjau dari aspek sosial ekonomi masyarakatnya. Penelitian ini dilakukan di daerah aliran sungai (DAS) Brantas yang berlokasi di Kota Malang yang mencakup beberapa kecamatan di Kota Malang antara lain Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Klojen, Kecamatan Sukun, Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Kedungkandang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan alasan DAS Brantas merupakan salah satu DAS dengan tingkat pencemaran buruk akibat pembuangan popok bayi sekali pakai. Responden diambil dari masyarakat yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap pencemaran sungai akibat pembuangan popok sekali pakai di aliran sungai sebanyak 87 responden yang berpartisipasi dengan menggunakan rumus Cochran. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ialah wawancara menggunakan bantuan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden penelitian dan persepsi masyarakat terhadap aktivitas membuang popok sekali pakai. Kemudian, analisis korelasi Rank Spearman untuk menganalisis hubungan antara karakteristik responden terhadap perilaku masyarakat terkait aktivitas membuang popok bayi di area DAS Brantas. IX Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden penelitian didapatkan hasil bahwa usia responden didominasi oleh ibu rumah tangga berusia antara 31-40 tahun. Pendapatan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga responden berada pada kisaran angka Rp 1.100.000 - Rp 2.000.000. Kemudian tingkat pendidikan responden berada pada tingkat pendidikan SMA/SMK. Persepsi masyarakat terhadap pencemaran sungai akibat aktivitas membuang popok sekali pakai dinilai berdasarkan empat komponen. Pada indikator kepraktisan dalam penggunaan popok, responden rata-rata menjawab praktis sebesar 72,46%. Kemudian indikator biaya pengeluaran untuk membeli popok, responden menjawab boros sebesar 63,21%. Indikator kesehatan pada kulit bayi, responden rata-rata menjawab sehat sebesar 60,91%. Terakhir, pada indikator pengaruh limbah popok bekas terhadap lingkungan responden rata-rata menjawab sangat berbahaya dengan persentase 55,17%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa persepsi responden terhadap aktivitas membuang popok sekali pakai dinilai baik. Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman, dapat diketahui bahwa variabel usia terhadap perilaku masyarakat dalam membuang popok bayi sekali pakai memiliki hubungan positif dan tidak signifikan yang ditunjukkan melalui koefisien korelasi positif sebesar 0,039 dengan nilai signifikan sebesar 0,720. Selanjutnya, pada variabel Tingkat Pendidikan memiliki hubungan negatif namun tidak signifikan terhadap perilaku masyarakat dalam melakukan aktivitas membuang popok bayi sekali pakai di lokasi penelitian. Mengingat timbulan sampah popok bayi yang semakin banyak maka disarankan kepada masyarakat masyarakat untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan terutama DAS Brantas demi keberlangsungan hidup yang sehat dan mewariskan lingkungan yang bersih untuk generasi kedepannya