Pengaruh Kadar Genistein Dalam Pengencer Tris Aminomethane Terhadap Kualitas Semen Sapi Peranakan Ongole (Po) Selama Penyimpanan Suhu Dingin
Main Authors: | Pangestu, Diajeng Doyu, Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi,, MS., IPU., ASEAN Eng) |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188766/1/Diajeng%20Doyu%20Pangestu.pdf http://repository.ub.ac.id/188766/ |
Daftar Isi:
- Meningkatkan mutu genetik untuk mendapatkan bibit unggul pada ternak dilakukan melalui program Inseminasi Buatan (IB), sehingga diperlukan semen dengan kualitas baik agar mendapatkan fertilitas yang tinggi. Semen setelah dilakukan penampungan, kemudian dilakukan pengenceran mengguanakn pengencer Tris Aminomethane kuning telur. Syarat pengencer yaitu, bahan tidak bersifat toksik terhadap spermatozoa, mengandung sumber energi, bersifat isotonis, berfungsi sebagai buffer, melindungi spermatozoa dari cold shock akibat pendinginan. Dalam pengencer perlu penambahan senyawa antioksidan agar dapat meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah atau memperlambat terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas dengan jalan meredam aktivitas radikal bebas atau memutus rantai reaksi oksidasi pada semen selama penyimpanan suhu dingin 50C. Materi penelitian yang digunakan adalah semen segar sapi Peranakan Ongole (PO) yang berumur 4 tahun 4 bulan dengan bobot badan 494,4 kg yang dilakukan penampungan seminggu 1 kali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan laboratorium dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu P0 (Semen + Pengencer Tris Aminomethane tanpa penambahan Genistein), P1 (Semen + Pengencer Tris Aminomethane + Genistein 10 μM), P2 (Semen + Pengencer Tris Aminomethane + Genistein 30 μM), P3(Semen + Pengencer Tris Aminomethane + Genistein 50 μM), dilakukan pengamatan pada jam ke-0, 24, 48 dan 72 selama penyimpanan pada suhu dingin 50C. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam atau ANOVA (Analysis Of Variance). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01), dilanjutkan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan genistein pada semua perlakuan P0, P1, P2, P3 yang disimpan selama 72 jam memberikan pengaruh yang nyata (P<0,01) terhadap motilitas individu spermatozoa sapi Peranakan Ongole (PO). Diketahui bahwa penambahan genistein 30 μM memberikan hasil terbaik diperoleh rata-rata tertinggi pada semua jam pengamatan secara berurutan sebesar 63±2,74%, 52±4,47%, 47±4,47%, 44±5,48% masing-masing memiliki nilai rata-rata diatas 40% sesuai standart persentase motilitas individu untuk IB. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa semua perlakuan penambahan genistein P0, P1, P2, P3 pada jam ke-0 dan 24 memiliki pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) dan berbeda nyata pada jam ke-48 (P<0,05) terhadap viabilitas spermatozoa, namun pada jam ke-72 tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap viabilitas spermatozoa. Penambahan kadar genistein 30 μM memberikan hasil terbaik penyimpanan selama 72 jam. Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata viabilitas spermatozoa pada P2 sebesar 84,27±2,14%, 73,57±1,73%, 69,65±2,30%, 63,25±5,36%, nilai viabilitas yang memenuhi standart sebesar 70% yaitu selama 24 jam penyimpanan. Hasil ananlisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan genistein P0, P1, P2, P3 pada jam ke-0, 24, dan 72 tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) namun berpengaruh sangat nyaata (P<0,01) pada semua perlakuan pada jam ke-48. Nilai abnormalitas terendah pada perlakuan P2 sebesar 5,58±0,92%, 7,27±0,89%, 8,29±1,05%, 10,14±0,91%. Penambahan genistein pada uji Integritas membran yang diamati pada jam ke-0 dan 72, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan P0, P1, P2, P3 memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap integritas membrane sel spermatozoa pada jam ke-0 dan 72. Nilai integritas tertinggi pada perlakuan P2 sebesar 67,80±1,07%, 51,05±4,79%.