Efektivitas Daun Kelor Moringa Oleifera Sebagai Larutan Herbal Teat Dipping Terhadap Produksi Susu Dan Waktu Uji Reduktase

Main Authors: Maulana, Farhan, Dr.Ir Tri Eko Susilorini, MP.,IPM.,ASEAN Eng
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188716/1/Farhan%20Maulana.pdf
http://repository.ub.ac.id/188716/
Daftar Isi:
  • Mastitis merupakan peradangan pada ambing yang di sebabkan oleh mikroorganisme patogen. Mastitis memeliki dampak yang merugikan bagi peternak akibat dari mahalnya pengobatan untuk perawatan, masa laktasi yang lebih pendek, menurunnya produksi susu dan bahkan susu tidak dapat dikonsumsi. Mastitis yang sering menyerang sapi perah ada dua macam yaitu mastitis klinis dan sub klinis. Teat dipping dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya mastitis dengan dipping puting merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan higienitas. Salah satu anti-septik yang sering digunakan sebagai bahan dipping adalah povidone iodine. Namun povidone iodine mempunyai beberapa kekurangan yaitu menyebabkan efek rasa terbakar, nyeri, gatal dan kemerahan bahkan meninggalkan residu kimia pada susu. Penggunaan larutan herbal menjadi salah satu pilihan dengan menggunakan bahan alami yang mudah didapatkan yakni daun kelor. Telah diidentifikasi bahwa daun kelor Moringa oleifera mengandung anti oksidan tinggi dan anti mikrobia. Hal ini karena adanya kandungan diantaranya asam askorbat, saponin, flavonoid, phenolic,dan karetenoid. Penelitian ini di laksanakan di Peternakan sapi perah milik Bapak Sutio Desa Bulu Kerto, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu, pada tanggal 7 Februari 2021 sampai dengan 21 Maret 2021. Penelitian ini menggunakan 12 ekor sapi pada periode laktasi. Metode yang di lakukan pada penelitian ini adalah metode pecobaan desain Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. P0: (Iodine dengan konsentrasi 3%). P1 (konsentrasi 10%): Teat dipping menggunakan daun kelor 10 gram +100 ml aquades. P2 (konsentrasi 20%):Teat dipping menggunakan daun kelor 20 gram+100 ml aquades. P3 (konsentrasi 30%): Teat dipping menggunakan daun kelor 30 gram+100 ml aquades. Data dianalisis secara statistik menggunakan Analisis Covarian (ANCOVA) karena pengelompokan berdasarkan produksi susu awal dan dilanjutkan dengan Analisis Ragam. Jika hasil yang diperoleh berbeda signifikan antara perlakuan, maka dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan dekok daun kelor Moringa oleifera sebagai larutan herbal teat dipping bahwa perlakuan menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap produksi susu sapi perah PFH. Pada tabel 3 rataan produksi susu setiap minggu terlihat produksi susu pada minggu ke-1ke minggu ke-2 untuk P0 mengalami kenaikan sebesar 1,02%, P1 mengalami kenaikan sebesar 0,52%, P2 mengalami penurunan sebesar 1,04%, P3 mengalami penurunan sebesar 1,66%. Masuk minggu ke-3 untuk P0 mengalami kenenaikan sebesar 3,68%, P1 mengalami kenaikan sebesar 3,12%, P2 mengalami kenaikan sebesar 0,96%, P3 mengalami kenaikan sebesar 2,94%. Pada minggu ke-4 untuk P0 mengalami penurunan sebesar 1,24%, P1 mengalami penurunan sebesar 1,64%, P2 mengalami penurunan sebesar 1,53, P3 mengalami penurunan sebesar 5,07%. Minggu ke-5 untuk P0 mengalami kenaikan sebesar 4,63%, P1 mengalami kenaikan sebesar 2,52%, P2 tetap stabil , P3 mengalami penurunan sebesar 0,12%. Minggu ke-6 untuk P0 mengalami penurunan sebesar 2,85%, P1 mengalami penurunan sebesar 3,03%, P2 mengalami kenaikan sebesar 0,36%, P3 mengalami penurunan 3,03%. Hal ini karena produksi susu di pengaruhi seperti genetik yang berpengaruh adalah bangsa ternak, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain pakan, iklim, ketinggian tempat, bobot badan, penyakit, kebuntingan, dan jarak beranak, bulan laktasi, serta paritas. Hasil uji reduktase menunjukkan bahwa perlakuan berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kualitas susu berdasarkan jumlah mikrobiologi berdasarkan uji reduktase. Hal ini karena pada saat pra perlakuan menunjukkan susu pada kualitas baik, pada tabel rataan uji reduktase pada minggu ke-0 semua memiliki waktu reduktase lebih dari 5 jam yakni masuk pada grade 1 yang di perkirakan memiliki jumlah bakteri sebanyak 500.000 sel/ml yang masuk kategori sangat baik. Pada gambar grafik uji reduktase menunjukkan bahwa waktu reduktase untuk P0 pada minggu ke-1 yakni 360.00 mengalami penurunan menjadi 303,00 pada minggu ke-2 dengan penurunan sebesar 8,59%, kemudian mengalami peningkatan kembali pada minggu ke-3 yakni 360,00 dengan kenaikan sebesar 8,59%, pada P3 juga mengalami penurunan untuk minggu 3 yakni 345,00 dari minggu sebelumnya minggu ke-2 yakni 360,00 dengan penurunan sebesar 2,12% dan kembali mengalami kenaikan kembali pada minggu ke-4 yakni 360,00 dengan kenaikan sebesar 2,12% dan tetap stabil dengan skore 360,00 sampai minggu ke-6, untuk P1 dan P2 tetap stabil dari minggu ke-1 sampai minggu ke-6 dengan waktu reduktase 360,00. Hal ini terlihat tidak ada peningkatan jumlah mikroba dan kualitas susu tetap terjaga pada grade 1. Teat dipping menggunakan dekok daun kelor Moringa oleifera efektif dalam Mempertahankan produksi susu dan menjaga kualitas susu berdasarkan jumlah mikrobiologi tetap pada grade 1 berdasarkan uji reduktase. Teat dipping menggunakn dekok daun kelor Moringa oleifera memiliki kemampuan yang sama dengan iodine untuk mempertahankan produksi susu dan menjaga kualitas susu berdasarkan uji reduktase pada grade 1.