Analisis Jumlah Ekspor Indonesia Pada Kelompok Komoditi Ekspor Udang Putih (Litopenaeus vannamei) Segar / Beku Dengan Metode Arima Box Jenkins

Main Authors: Dinata, Kresna Arga, Dr. Ir. Anthon Efani,, MP
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188687/1/Kresna%20Arga%20Dinata.pdf
http://repository.ub.ac.id/188687/
Daftar Isi:
  • Hasil ekspor komoditi udang putih (Litopeneaus vannamei) Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa. Oleh karenanya dibutuhkan suatu langkah untuk mengoptimalkan hasil tersebut demi mendongkrak perekonomian Indonesia melalui ekspor tersebut. Salah satunya yakni dengan meramalkan hasil ekspor tersebut kedepannya. Dengan demikian pemerintah, dan masyarakat mampu mengambil langkah strategis kedepan. ARIMA Box Jenkins merupakan salah satu metode yang sangat tepat guna memperoleh ramalan hasil ekspor Indonesia ini. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2020 hingga Januari 2021 dengan observasi data pada situs resmi BPS pusat. Pengolahan data menggunakan metode ARIMA Box Jenkins dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasikan data yang didapatkan. 2. Selanjutnya mengestimasikan parameter dari data yang diperoleh. 3. Pendiagnosaan data dilakukan sebagai langkah berikutnya guna memperoleh model terbaik. 4. Meramalkan menggunakan model terbaik yang diperoleh sebagai langkah terakhirnya. Dengan menggunakan 5 langkah tersebut diperoleh hasil model peramalan terbaik yakni ARIMA 2,0,0) yang menunjukkan bahwasannya ekspor komoditi ini dipengaruhi oleh 2 periode sebelumnya. Ekspor komoditi udang segar/beku ke negara tujuan selama tahun 2014-2019 mengalami fluktuasi dalam jumlah ekspor tiap tahunnya. Berikut adalah negara-negara tujuan dengan permintaan yang secara terus-menerus dan masuk kedalam kategori 10 negara dengan permintaan terbesar selama tahun 2014-2019 untuk ekspor udang segar/beku adalah Amerika Serikat, Jepang, China, Canada, Puerto Rico. Berdasarkan penelitian ini diperoleh pula besaran kontribusi pengaruh harga ekspor komoditi ini terhadap kuantitasnya sebesar 0.595. Hal ini berarti besarnya kuantitas ekspor dapat dijelaskan oleh harga ekspor sebesar 59,5%, sedangkan sisanya 40,5% merupakan kontribusi dari factor / variable lain. Selanjutnya didapatkan koefisien elasitasnya sebesar 0.848 mengindikasikan bahwa harga berpengaruh positif terhadap kuantitas ekspor. Hal ini berarti setiap kenaikan harga sebesar 1% maka dapat meningkatkan jumlah kuantitas penawaran sebesar 0.848%. Hal ini dapat diartikan bahwa kuantitas ekspor inelastic terhadap kenaikan harga namun nilainya mendekati uniter