Efek Pemberian Enterobacter Cloacae Dan Staphylococcus aureus Terhadap Histopatologi Paru-paru dan Otak Mencit Balb/C Yang Diinduksi Plasmodium Berghei

Main Authors: Wibowo, Miranda Eka Putri, Dr. drh. Rositawati Indrati, MP., drh. Rahadi Swastomo, M.Biomed.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188592/1/-%20Miranda%20Eka%20Putri%20Wibowo.pdf
http://repository.ub.ac.id/188592/
Daftar Isi:
  • Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa darah (Plasmodium sp.) yang dapat menyerang reptil, burung, dan mamalia melalui vektor nyamuk Anopheles betina dan masih menjadi masalah kesehatan dunia. Plasmodium akan menunjukkan efek yang dapat memicu proses inflamasi yang mengarah pada kerusakan paru-paru dan otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian Enterobacter cloacae dan Staphylococcus aureus pada mencit Balb/C yang diinduksi Plasmodium berghei terhadap histopatologi organ paru-paru dan otak. Induksi Plasmodium berghei diberikan secara intraperitoneal sebanyak 107 sel parasit dan induksi bakteri (E. cloacae dan S. aureus) masing-masing 0,1 ml dengan konsentrasi 106 CFU/ml pada mencit Balb/C. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 20 ekor mencit Balb/C jantan berumur 8 minggu yang terbagi menjadi 5 kelompok dengan 4 ulangan, yaitu kontrol negatif (KN), kontrol positif (diinduksi Plasmodium berghei), P1 (diinduksi P. berghei dan induksi E. cloacae), P2 (diinduksi P. berghei dan induksi S. aureus), dan P3 (diinduksi P. berghei dan induksi kombinasi E. cloacae dan S. aureus). Variabel yang diamati adalah gambaran histopatologi organ paru-paru dan otak. Data dianalisis dengan medote deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Enterobacter cloacae, Staphylococcus aureus, dan kombinasi keduanya tidak menurunkan derajat parasitemia. Pengamatan makroskopis menunjukkan perubahan warna pucat pada organ paru-paru dan otak mencit KP, P1, P2 dan P3. Gejala klinis menunjukkan adanya anoreksia, letargi, hipotermia dan anemia pada mencit KP, P1, P2, dan P3. Hasil histopatologi organ menunjukkan adanya penurunan kerusakan organ dibanding nilai skoring kontrol positif. Kesimpulan dari penelitian ini pemberian Enterobacter cloacae, Staphylococcus aureus, dan kombinasi keduanya tidak menurunkan derajat parasitemia, namun menurunkan kerusakan histopatologi paru-paru berupa infiltrasi sel radang, penebalan septa alveolar, pneumonia intertitial dan menurunkan kerusakan histopatologi otak berupa infiltrasi sel radang, perivascular cuffing pada mencit.