Evaluasi Penggunaan Anestetik Ketamine Tunggal dan Kombinasi Ketamine–Xylazine pada Biawak (Varanus Salvator)

Main Authors: Hayuningrum, Laily Nabilah, drh. Dian Vidiastut, M.Si
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188564/1/-%20Laily%20Nabilah%20Hayuningrum.pdf
http://repository.ub.ac.id/188564/
Daftar Isi:
  • Ketamine merupakan agen anestesi disosiatif yang bekerja dengan menghambat sensitisasi sentral melalui blokade reseptor N-Methyl-D-Aspartat (NMDA) dan memberikan sifat analgesik yang dalam. Ketamine biasanya digunakan dalam tindakan pembedahan bersama dengan xylazine. Agen anestesi mulai dikembangkan pada reptil. Namun, penggunaan anestetik pada biawak masih sangat jarang, sehingga dilakukan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan anestetik ketamine tunggal dan kombinasi ketamine–xylazine terhadap onset, durasi anestesi, laju denyut jantung, dan laju respirasi pada biawak. Delapan belas ekor biawak berumur 1 tahun dengan berat 100 – 200 gram dibagi menjadi kelompok ketamine 50 mg/kg BB dan kelompok kombinasi ketamine–xylazine 40 mg/Kg BB dan 1 mg/kg BB dan injeksi secara intramuskular. Onset dan durasi anestesi serta laju denyut jantung dan laju respirasi dicatat setiap 10 menit. Data penelitian dianalisa menggunakan uji T tidak berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian pemberian ketamine tunggal dan kombinasi ketamine-xylazine menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0,05) terhadap onset, durasi anestesi, laju denyut jantung dan laju respirasi. Anestetik ketamine menunjukkan onset (8,22 menit), durasi anestesi (78,89 menit), laju denyut jantung (69,74 bpm) dan laju respirasi (18,11 kali/menit). Anestetik ketamine–xylazine menunjukkan onset (5,56 menit), durasi anestesi (145,56 menit), laju denyut jantung (57,75 bpm) dan laju respirasi (9,41 kali/menit). Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan anestetik kombinasi ketamine–xylazine menghasilkan onset yang lebih singkat dan durasi anestesi yang lebih lama, serta laju denyut jantung dan laju respirasi yang lebih lambat dibandingkan anestetik ketamine tunggal.