Kemampuan Pemelajar Bahasa Jepang dalam Melafalkan Bunyi Nasal /n/ yang Diikuti Konsonan Bilabial /p/

Main Authors: Asnita, Nadia., Rike Febriyanti, S.Pd., M.A.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188382/1/Nadia%20Asnita.pdf
http://repository.ub.ac.id/188382/
Daftar Isi:
  • Bahasa Jepang memiliki beragam bunyi dengan keistimewaan yang sangat menarik. Keistimewaan tersebut terkadang menjadi salah satu faktor terjadi kesalahan pelafalan terutama oleh pemelajar asing. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemelajar bahasa Jepang orang Indonesia dalam melafalkan bunyi konsonan nasal /n/ ketika diikuti konsonan bilabial (両唇音りょうしんおん) khususnya /p/. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan kepada 10 pemelajar bahasa Jepang di Universitas Brawijaya dengan menganalisa data rekam suara pemelajar menggunakan software Praat ketika melafalkan 3 buah kalimat bahasa Jepang yang telah dipelajari yang berisi kata [shinpai], [tenpura], dan [kanpeki]. Dan kami juga merekam dan menganalisa data suara Native Speaker bahasa Jepang untuk digunakan sebagai pedoman guna mengetahui kemampuan pemelajar Bahasa Jepang dalam melafalkan bunyi konsonan nasal /n/ yang diikuti konsonan bilabial /p/ tersebut. Hasil penelitian ini adalah pelafalan kata [shinpai], [tenpura], dan [kanpeki] oleh Native Speaker ditemukan bunyi nasal yang dilafalkan berupa bunyi nasal labiodental /ɱ/ yang pelafalannya mirip seperti ketika bunyi /n/ dan /m/ dilafalkan secara berurutan sebelum konsonan bilabial /p/. Juga ditemukan adanya penahanan arus udara atau Heisa「閉鎖」tanpa getar selama beberapa saat yang menyebabkan terjadinya letupan bilabial pada saat melafalkan bunyi /p/ setelah bunyi nasal. Sedangkan pada pemelajar ditemukan ada beberapa pemelajar yang telah sesuai dengan pelafalan Native Speaker Bahasa Jepang dengan rincian pelafalan kata [shinpai] sebanyak 4 dari 9 pemelajar dengan persentase 44.4%, sedangkan pada kata [tenpura] dan [kanpeki] masing-masing hanya ada 2 dari 10 pemelajar dengan persentase 20%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemelajar masih sedikit yang dapat melafalkan bunyi nasal /n/ yang diikuti konsonan bilabial /p/ yang sesuai dengan cara pelafalan Native Speaker bahasa Jepang. Oleh karena itu disarankan dalam pengajaran dapat diberitahukan cara dan berlatih melafalkan bunyi nasal /n/ yang diikuti konsonan bilabial/p/.